Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Komunitas Kristen Taibeh Diserang Pemukim Ilegal Israel, Gereja Abad Ke-5 Dibakar

Ferdian Ananda Majni
11/7/2025 18:34
Komunitas Kristen Taibeh Diserang Pemukim Ilegal Israel, Gereja Abad Ke-5 Dibakar
Gereja di Taibeh Palestina dibakar pemukim ilegal Israel.(Vatican News)

KEKERASAN yang dilakukan para pemukim Yahudi di wilayah Palestina menyasar Desa Taibeh, Tepi Barat. Ini merupakan satu-satunya desa Palestina yang seluruh penduduknya beragama Kristen

Serangan ini memicu kekhawatiran atas kelangsungan hidup komunitas Kristen tertua di dunia yang kini merasa terancam di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Taibeh, yang dikenal sebagai Efraim dalam kitab Injil Yohanes--tempat perlindungan Yesus setelah kebangkitan Lazarus--merupakan salah satu situs paling penting bagi umat Kristen Palestina

Desa yang berada di dataran tinggi Ramallah itu menjadi rumah bagi tiga gereja utama yaitu Latin, Yunani Ortodoks, dan Melkit. Ketiga pemimpin gerejanya, Pastor Bashar Fawadleh, Jack Nobel Abed, dan Daoud Khoury, mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan tindakan tegas dari otoritas Israel untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan para pemukim.

Bagian dari pernyataan itu menyebutkan bahwa wilayah timur desa mereka kini menjadi sasaran empuk bagi pos-pos permukiman ilegal Yahudi yang diam-diam meluas di bawah perlindungan tentara Israel. Para pendeta juga mendesak komunitas internasional dan Gereja untuk mengirimkan misi ke daerah tersebut guna mendokumentasikan kerusakan dan memburuknya situasi secara bertahap.

Pada Rabu (9/7), sekelompok pemukim dilaporkan membakar area di dekat permakaman Kristen Bizantium dan menyerang Gereja Al-Khader atau St. George, tempat ibadah yang dibangun pada abad ke-5 dan menjadi simbol penting iman Kristen di Palestina. 

Serangan ini menyusul aksi-aksi sebelumnya yang mencakup pembakaran rumah dan mobil serta perusakan kebun zaitun yakni sumber penghidupan utama warga Taibeh. Selain Taibeh, pemukim juga menyerang desa-desa Palestina lain seperti Ein Samia dan Kufr Malik. 

Di sana, pemukim dilaporkan membakar properti dan merusak sistem air yang penting, termasuk kanal air Romawi yang masih aktif digunakan hingga ke Ramallah. Di Ein Samia, bahkan terjadi penghancuran sumber mata air utama, memutus akses air bersih bagi ratusan ribu warga Palestina.

Empat pemuda Palestina dilaporkan tewas pada akhir Juni setelah berupaya melawan aksi kekerasan tersebut. Aksi kekerasan pemukim semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama di sekitar permukiman ilegal seperti Rimonim yang dibangun Israel sejak 1977 di atas tanah warga Taibeh.

"Ratusan hectare lahan Palestina lain terancam disita untuk memperluas permukiman," kata salah seorang warga setempat seperti dikutip dari Vatican News, Jumat (11/7). Sebelumnya, jalan-jalan penghubung antarpermukiman Yahudi juga telah dibangun di atas tanah pertanian milik penduduk.

Gereja-gereja lokal kini menyuarakan kekhawatiran bahwa penderitaan komunitas Kristen Palestina tidak mendapat perhatian memadai dari dunia internasional, terutama saat fokus global tertuju pada krisis kemanusiaan besar di Gaza. "Ancaman yang semakin serius terhadap kelangsungan hidup komunitas Kristen tertua di dunia mungkin tidak sepenuhnya dipahami oleh komunitas internasional," ujar para pemimpin gereja.

Dengan meningkatnya eskalasi dan minimnya intervensi internasional, masa depan komunitas Kristen di Taibeh kini berada dalam bayang-bayang ketidakpastian. Sementara itu, harapan mereka tetap bergantung pada suara solidaritas global dan perlindungan nyata terhadap hak-hak mereka sebagai minoritas yang telah lama tinggal di tanah tersebut. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya