Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Trump Hadiri KTT NATO di Den Haag, Komitmen Perlindungan Eropa Masih Tanda Tanya

Thalatie K Yani
25/6/2025 07:09
Trump Hadiri KTT NATO di Den Haag, Komitmen Perlindungan Eropa Masih Tanda Tanya
Presiden AS Donald Trump hadir di KTT NATO Den Haag saat aliansi menyepakati target belanja pertahanan 5% PDB.(Media Sosial X)

PRESIDEN AS Donald Trump menghadiri KTT NATO di Den Haag, Selasa (24/6). Kehadirannya di tengah harapan para sekutu, komitmen meningkatkan belanja pertahanan bisa menjaga keterlibatan sang pemimpin superpower dalam aliansi tersebut.

Trump bergabung dengan para pemimpin dari 31 negara anggota NATO dalam pembukaan KTT dua hari yang diawali dengan jamuan makan malam kenegaraan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Kerajaan, Orange Hall.

Dalam upaya meredam ketidakpastian atas dukungan Trump, para anggota NATO menyepakati target pengeluaran pertahanan sebesar 5% dari PDB, di mana 3,5% akan diarahkan untuk kebutuhan militer inti, dan 1,5% untuk sektor keamanan lain seperti siber dan infrastruktur. Target ini ditetapkan untuk dicapai paling lambat tahun 2035.

Namun, Trump kembali enggan menjamin komitmennya terhadap Pasal 5 NATO—yaitu klausul pertahanan kolektif antaranggota. "Tergantung definisinya. Ada banyak definisi Pasal 5," ujarnya kepada wartawan di atas Air Force One. "Saya berkomitmen untuk menjadi teman mereka."

Trump menyambut baik peningkatan anggaran pertahanan ini, menyebutnya sebagai langkah yang "memberikan lebih banyak kekuatan" bagi aliansi. Namun perbedaan pandangan soal Rusia dan Ukraina tetap menjadi ganjalan besar di antara anggota NATO.

Dukungan pada Ukraina dan Perpecahan Sikap

Meski dukungan terhadap Ukraina tetap disuarakan, peran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam KTT kali ini tampak lebih kecil dibanding sebelumnya. Ia tidak dijadwalkan hadir dalam sesi utama dan hanya akan bertemu dengan Trump dalam pertemuan terbatas. Zelensky berencana membahas paket bantuan senjata, khususnya pertahanan udara, dan mendesak Trump untuk mendorong sanksi baru terhadap Rusia.

"Tak ada tanda-tanda Putin ingin menghentikan perang ini," kata Zelensky dalam forum pertahanan yang diselenggarakan paralel dengan KTT. "Rusia menolak semua usulan perdamaian, termasuk dari AS."

Di sisi lain, Trump yang telah kembali ke panggung politik global dengan sikap berbeda, lebih terbuka terhadap hubungan dengan Moskow dan lebih dingin terhadap Kyiv, menolak menyertakan pembahasan soal keanggotaan Ukraina dalam NATO.

NATO Bangun Kekuatan, Rusia Menyerang Retorika

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut langkah peningkatan anggaran pertahanan sebagai "kebangkitan Eropa dalam bidang pertahanan". Inggris, melalui Perdana Menteri Keir Starmer, juga mengumumkan pembelian 12 jet tempur F-35A yang mampu membawa senjata nuklir—sebuah perluasan kapasitas deterrent nuklir London yang sebelumnya hanya berbasis kapal selam.

Jerman turut mengumumkan komitmennya untuk mencapai target 3,5% lebih cepat, yakni pada 2029. Namun, di sisi lain, Spanyol menyatakan tidak akan mengejar target lima persen, memicu potensi ketegangan dengan Washington.

Sementara itu, Kremlin mengecam rencana NATO dengan menyebutnya sebagai bentuk "militerisasi tanpa kendali." Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan, "Inilah realitas yang mengelilingi kami."

Dialog dan Kekhawatiran Jangka Panjang

Trump juga sempat bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mendorong pentingnya dialog erat untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan para sekutu akan menyampaikan pesan bahwa "dukungan untuk Ukraina tidak akan surut."

Meski begitu, banyak pihak mengkhawatirkan ketidakpastian jangka panjang NATO di bawah kepemimpinan Trump. Bagi Eropa, menjaga Trump tetap berkomitmen pada keamanan kawasan kini sama pentingnya dengan menghadapi ancaman Rusia. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya