Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Rahasia "Perenang Asyur": Bukti Inovasi Militer Kuno, Bukan Scuba Diving

Thalatie K Yani
24/6/2025 13:32
Rahasia
Relief kuno dari Kekaisaran Asyur di British Museum sering disalahartikan sebagai bukti scuba diving kuno.(Alamy)

SEBUAH relief kuno dari Istana Kerajaan Nimrud, Irak—kini menjadi bagian koleksi British Museum—sering kali disalahartikan di internet sebagai bukti bahwa scuba diving telah dikenal sejak 3.000 tahun lalu. Namun kenyataannya, panel yang diukir pada batu gips ini menampilkan strategi militer canggih Kekaisaran Asyur dalam menyeberangi sungai, lengkap dengan alat bantu mengapung dari kulit binatang.

Relief yang dibuat antara tahun 865 hingga 860 SM ini berasal dari Istana Barat Laut milik Raja Ashurnasirpal II, yang berdiri di tepi Sungai Tigris, dekat Mosul modern. Panel ini dulunya menghiasi dinding ruang takhta dan kamar kerajaan, menggambarkan raja memimpin kampanye militer, ritual keagamaan, serta perburuan hewan.

Potongan relief yang kini disimpan di British Museum memperlihatkan adegan dramatis: beberapa prajurit dan kuda menyeberangi sungai. Beberapa kuda berenang sambil dituntun, satu prajurit mengayuh perahu kecil, sementara dua lainnya menggunakan kantung dari kulit kambing yang ditiup sebagai pelampung untuk membantu mereka tetap mengapung—bukan untuk bernapas seperti alat scuba.

Teks paku (cuneiform) yang terpahat di bagian atas panel mencantumkan silsilah Raja Ashurnasirpal II dan pencapaian-pencapaian militernya. Gaya seni yang dua dimensi, di mana tokoh-tokohnya tampak utuh tanpa bagian yang terendam air, adalah ciri khas seni Asyur.

Penggunaan kulit hewan sebagai pelampung juga ditemukan di beberapa panel lain dari Nimrud. Bahan ini kemungkinan berasal dari kambing atau babi, dan berfungsi untuk menjaga senjata tetap kering sekaligus memungkinkan pasukan menyeberang sungai secara diam-diam. Strategi ini menunjukkan kemajuan taktis militer Asyur, yang membuat kekaisaran itu mampu memperluas wilayah kekuasaannya secara signifikan pada abad ke-9 SM.

Meski mereka tidak memiliki perlengkapan selam modern, kreativitas para prajurit Asyur dalam memanfaatkan teknologi sederhana seperti pelampung kulit membuktikan bagaimana inovasi memainkan peran penting dalam kejayaan mereka. Kekaisaran Asyur sendiri bertahan hingga sekitar tahun 600 SM. (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya