Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMIMPIN Tertinggi Iran, Ali Khamenei, meragukan negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat akan membuahkan hasil. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Selasa (21/5), Khamenei mengingatkan negosiasi pada era pemerintahan mantan Presiden Ebrahim Raisi tidak menunjukkan hasil konkret.
"Negosiasi tidak langsung (dengan AS) dilakukan pada era (mantan Presiden Iran Ebrahim Raisi), seperti sekarang, tetapi tanpa hasil. Saya rasa, negosiasi itu juga tidak akan membuahkan hasil sekarang," ujarnya seperti dikutip kantor berita Mehr.
Khamenei juga mengkritik keras tuntutan Amerika Serikat agar Iran menghentikan pengayaan uranium. "Tuntutan AS agar Iran menghentikan pengayaan uranium adalah kesalahan besar," katanya seperti dilansir ISNA.
Ia menegaskan kebijakan Iran adalah hasil keputusan internal dan tidak dapat ditentukan oleh pihak luar.
Ketegangan berlanjut
Sehari sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-Ravanchi, memperingatkan bahwa kesepakatan nuklir tidak akan tercapai jika Washington terus berkeras menghentikan total aktivitas pengayaan uranium Iran.
Iran dan Amerika Serikat telah menjalani empat putaran perundingan nuklir sejak pertengahan April, yang dimediasi oleh Oman, setelah Presiden Donald Trump mengirim surat langsung kepada Khamenei. Surat pada awal Maret itu menawarkan proposal kesepakatan baru namun juga disertai ancaman aksi militer jika jalur diplomatik gagal.
Iran menolak opsi perundingan langsung, tetapi setuju melakukan dialog tidak langsung. Wakil Menlu Iran lainnya, Kazem Gharibabadi, menyebut bahwa pemerintah Iran telah menerima tawaran untuk menggelar putaran pembicaraan tidak langsung berikutnya dan sedang mempertimbangkannya secara serius.
Sementara itu, seorang jurnalis Wall Street Journal tanpa menyebutkan sumbernya mengatakan perundingan lanjutan kemungkinan akan digelar di Roma pada akhir pekan ini.
Sejarah singkat
Iran menandatangani Kesepakatan Nuklir 2015 (JCPOA) bersama enam negara besar—Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman—serta Uni Eropa. Perjanjian ini mengharuskan Iran mengurangi aktivitas nuklirnya sebagai imbalan pencabutan sanksi internasional.
Namun, pada 2018 di masa jabatannya yang pertama, Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan tersebut dan kembali memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran. Langkah ini secara signifikan merusak implementasi JCPOA.
Menanggapi langkah AS tersebut, Iran mengumumkan akan mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan dengan melanjutkan penelitian dan pengayaan uranium tanpa memperhatikan batasan yang sebelumnya disepakati. (Sputnik-OANA/I-1)
IRAN belum membuat keputusan apa pun untuk memulai perundingan nuklir dengan Amerika Serikat.
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved