Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lempeng Samudra Purba Terbelah di Bawah Irak dan Iran

Rani Siahaan
08/2/2025 18:31
Lempeng Samudra Purba Terbelah di Bawah Irak dan Iran
Lempengan samudera purba(Dok. Livescience)

TIM peneliti internasional yang dipimpin Universitas Göttingen menemukan fenomena geologis mengejutkan di bawah wilayah Kurdistan, Irak. Studi mereka mengungkap bagaimana Pegunungan Zagros memengaruhi pembengkokan kerak Bumi selama 20 juta tahun terakhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lempeng samudra Neotethys, yang dulunya merupakan dasar laut antara benua Arab dan Eurasia, kini terputus secara horizontal jauh di bawah permukaan.

Retakan ini perlahan meluas dari tenggara Turki hingga barat laut Iran. Temuan ini menyoroti bagaimana proses geologi dalam Bumi membentuk wajah planet kita. Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Solid Earth.

Selama jutaan tahun, ketika benua Arab dan Eurasia mendekat, dasar samudra di antaranya terseret jauh ke dalam mantel Bumi. Ketika akhirnya kedua benua bertabrakan, tepian mereka terdorong ke atas membentuk Pegunungan Zagros yang megah.

Namun, berat masif pegunungan ini menyebabkan kerak Bumi di sekitarnya melengkung ke bawah, menciptakan cekungan besar yang perlahan diisi sedimen hasil erosi. Inilah yang membentuk dataran subur Mesopotamia. Para peneliti memodelkan deformasi ini dengan memperhitungkan beban Pegunungan Zagros di zona tabrakan antara lempeng Arab dan Eurasia.

Meski begitu, hasil model menunjukkan bahwa berat pegunungan saja tidak cukup menjelaskan terbentuknya depresi sedalam 3-4 kilometer yang kini tertimbun sedimen selama 15 juta tahun terakhir.

“Topografi di wilayah Zagros barat laut tidak cukup ekstrem untuk menjelaskan akumulasi sedimen sebesar ini,” ujar Dr. Renas Koshnaw, penulis utama dan Peneliti Pascadoktoral di Departemen Geologi Struktural dan Geotermik Universitas Göttingen. “Ini menunjukkan adanya faktor lain yang memperbesar cekungan tanah.”

Tim peneliti menyimpulkan bahwa beban tambahan berasal dari lempeng samudra Neotethys yang masih tertambat di bawah lempeng Arab dan terus tenggelam ke dalam mantel.

Model geodinamik yang dikembangkan dalam studi ini tak hanya memperdalam pemahaman tentang dinamika kerak Bumi, tetapi juga berpotensi digunakan dalam eksplorasi sumber daya alam, seperti endapan bijih sedimen dan energi panas bumi. Selain itu, penelitian ini memberikan wawasan penting untuk memahami risiko gempa bumi di wilayah tersebut.

“Penelitian ini membantu kita memahami bagaimana kerak Bumi yang kaku berfungsi dan berinteraksi,” tambah Koshnaw. (Scitechdaily/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya