Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
LUAR angkasa adalah tempat yang menakutkan, sepi, dan sangat luas, di mana para astronot biasanya merasa sendirian. Oleh karena itu, kemungkinan untuk melihat sesuatu atau seseorang yang tak terduga hampir tidak ada.
Namun, ada banyak cerita horor dari para astronot di luar angkasa yang mungkin sulit untuk kita bayangkan.
Dr. Story Musgrave, mantan astronot NASA, memiliki karier yang luar biasa di dunia antariksa. Ia adalah astronot kedua yang melakukan enam penerbangan luar angkasa dan satu-satunya yang terbang dengan kelima jenis pesawat ulang-alik.
Dengan pengalaman dan kredibilitasnya, sulit untuk mengabaikan ceritanya tentang melihat ular putih sepanjang 8 kaki melayang di luar angkasa. Meski beberapa orang berpendapat itu mungkin hanya selang yang terlepas dari pesawat, Dr. Musgrave tetap bersikeras. Ia bahkan mengaku melihat makhluk seperti ular atau belut tersebut dalam dua penerbangan luar angkasanya.
Dalam beberapa wawancara, ia menegaskan keyakinannya bahwa kehidupan alien memang ada dan ia telah menyaksikannya langsung.
Astronot Gordon Cooper, yang menerbangkan Mercury 9 dan Gemini 5, adalah anggota termuda dari tujuh astronot pertama dalam Proyek Mercury. Program luar angkasa manusia pertama di Amerika Serikat. Ia belajar terbang sejak kecil, bertugas di Perang Dunia II, dan menjadi pilot uji pada tahun 1956.
Dengan pengalaman panjangnya di udara, Cooper mengaku pernah mengalami sesuatu yang luar biasa. Selama bertugas di angkatan udara, ia mengklaim melihat armada UFO. Klaim ini mungkin terdengar meragukan, tetapi tahun 1963, ia kembali melaporkan melihat benda terbang serupa dengan yang ia temui satu dekade sebelumnya. Benda itu mendekatinya di udara dan bahkan tertangkap radar pesawatnya, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang kemungkinan keberadaan UFO.
Mungkin terdengar kejam, tetapi sebelum mengirim manusia ke luar angkasa, negara-negara seperti Uni Soviet dan AS terlebih dahulu mengirim berbagai hewan sebagai uji coba.
Anjing Laika, monyet tupai Miss Baker, dan simpanse Ham adalah beberapa contohnya. Beberapa berhasil kembali ke Bumi dengan selamat, tetapi banyak lainnya tidak, karena kesalahan perhitungan menjadikan luar angkasa sebagai "kuburan" mereka.
Astronaut yang melakukan perjalanan suborbital kadang-kadang masih bisa melihat sisa-sisa hewan-hewan ini di luar angkasa. Meskipun tragis, menemukan bangkai hewan tak bersalah ini menjadi pengalaman yang sangat menghantui bagi mereka.
Meskipun suara tidak bisa merambat di ruang hampa, para astronaut sering melaporkan mendengar suara-suara aneh di luar angkasa. Selama misi Apollo 10, Stafford, Young, dan Cernan mendengar suara seperti "musik siulan" saat mengitari Bulan, yang berlangsung hampir satu jam. Cernan menyebutnya "musik dari dunia lain," dan mereka ragu apakah harus melaporkannya ke NASA.
Michael Collins dari Apollo 11 juga melaporkan mendengar suara serupa di Bulan. NASA menduga suara itu berasal dari gangguan radio antara modul komando dan wahana Bulan. Tetapi Al Worden dari Apollo 15 membantah penjelasan tersebut. Hal ini, menambah misteri darimana suara tersebut berasal.
Alan Bean, astronot NASA, adalah orang keempat yang berjalan di permukaan Bulan pada tahun 1969 saat mengemudikan Apollo 12. Saat di Bulan, Bean mengaku melihat sebuah objek yang berkilau di kejauhan dan menggambarkannya seperti sepatu kulit.
Meskipun sulit untuk memahami apa yang sebenarnya dilihat Bean, tidak banyak penjelasan yang tersedia. Dengan meninggalnya Bean, misteri cahaya aneh di Bulan kemungkinan akan tetap tidak terpecahkan.
Luar angkasa adalah tempat penuh misteri dan keheningan, di mana para astronot sering menghadapi pengalaman aneh dan menakutkan.
Meskipun sulit dipahami, fenomena ini menambah lapisan rahasia yang masih belum terpecahkan di luar angkasa.
Luar angkasa akan selalu menjadi tempat penuh misteri yang menantang rasa ingin tahu manusia. (Medium/Z-3)
Indonesia Kita kembali menghadirkan pementasan yang mengangkat tema kebangsaan dalam lakon terbarunya yang ke-42, berjudul Si Manis Jembatan Merah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved