Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perdana Menteri Justin Trudeau Mengumumkan Pengunduran Diri

Thalatie K Yani
07/1/2025 04:56
Perdana Menteri Justin Trudeau Mengumumkan Pengunduran Diri
Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin setelah 9 tahun menjabat dan 11 tahun memimpin Partai Liberal.(Instagram)

PERDANA Menteri Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin. Ia menyatakan akan mundur dari jabatan tertinggi dan sebagai pemimpin Partai Liberal Kanada setelah pemimpin baru partai tersebut terpilih.  

“Saya berniat mengundurkan diri sebagai pemimpin partai, sebagai perdana menteri, setelah partai memilih pemimpin barunya,” ujar Trudeau yang berusia 53 tahun dalam konferensi pers di Ottawa pada Senin.  

Parlemen Kanada akan ditangguhkan hingga 24 Maret sambil menunggu pemilihan pemimpin baru Partai Liberal, tambahnya.  

“Saya sangat peduli dengan negara ini dan selalu terdorong oleh kepentingan terbaik rakyat Kanada. Faktanya, meskipun sudah berusaha keras, parlemen telah lumpuh selama berbulan-bulan setelah menjalani masa sidang minoritas terpanjang dalam sejarah Kanada,” kata Trudeau.  

Bagaimana Situasi Ini Terjadi?

Trudeau, yang telah memimpin Partai Liberal selama 11 tahun dan menjadi perdana menteri selama sembilan tahun, menghadapi serangkaian krisis, mulai dari ancaman tarif oleh Donald Trump hingga pengunduran diri sekutu-sekutu penting dan hasil jajak pendapat yang buruk. Pengunduran dirinya dianggap sebagai langkah mundur sebelum ia terpaksa keluar menjelang pemilu yang dijadwalkan akhir tahun ini dan diperkirakan akan kalah.  

Trudeau membawa Partai Liberal ke tampuk kekuasaan pada 2015 dengan janji “masa depan cerah” untuk Kanada. Ia mengedepankan isu progresif seperti perubahan iklim dan penanganan pelanggaran sejarah terhadap masyarakat adat. Namun, tahun-tahun terakhir pemerintahannya ditandai ketidakpuasan ekonomi yang meningkat.  

Sebuah konfrontasi yang viral dengan seorang pekerja baja, yang mengkritik Trudeau karena gagal mengatasi tingginya biaya hidup, mencerminkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan warga Kanada.  

“Anda tidak benar-benar melakukan apa pun untuk kami, Justin,” ujar pekerja tersebut, menyoroti sentimen umum di masyarakat.  

Tahun lalu, pemerintahan Trudeau juga terguncang pengunduran diri Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Chrystia Freeland yang mengejutkan, hanya beberapa jam sebelum ia dijadwalkan menyampaikan pembaruan fiskal tahunan.  

Dalam surat pengunduran dirinya, Freeland mengkritik kebijakan Trudeau yang dianggap sebagai “gimik politik,” merujuk pada liburan pajak penjualan selama dua bulan dan rabat senilai 250 dolar Kanada (US$175) untuk sebagian besar pekerja.  

Freeland menyatakan Kanada tidak mampu menanggung kebijakan semacam ini, yang dinilai sebagai cara merebut kembali dukungan pemilih menjelang pemilu, terutama di tengah ancaman tarif besar yang mungkin dikenakan pemerintahan Trump yang baru.  

Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang akan kembali menjabat pada 20 Januari, telah menyatakan akan menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif 25% untuk semua produk yang masuk dari Kanada. Trump juga sering mengejek Trudeau dan Kanada di media sosial, menyebutnya sebagai “gubernur” dari “Negara Bagian Kanada.”  

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Komite eksekutif nasional Partai Liberal, yang menangani masalah kepemimpinan, dijadwalkan bertemu minggu ini, kemungkinan setelah pertemuan kaukus. Penangguhan parlemen dirancang untuk memberi waktu kepada partai dalam memilih pemimpin baru.  

Kandidat potensial pengganti Trudeau meliputi mantan gubernur Bank of England dan Bank of Canada, Mark Carney, Menteri Luar Negeri Mélanie Joly, dan mantan Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland.  

Diharapkan pemimpin baru dapat membawa Partai Liberal keluar dari keterpurukan menjelang pemilu yang dijadwalkan pada atau sebelum 20 Oktober. Saat ini, jajak pendapat menunjukkan Partai Liberal Trudeau berada di belakang Partai Konservatif yang dipimpin oleh Pierre Poilievre.  

“Negara ini pantas mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilu berikutnya dan menjadi jelas bagi saya bahwa jika saya harus berjuang menghadapi pertarungan internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilu itu,” kata Trudeau pada Senin.  

Trudeau terpilih sebanyak tiga kali, terakhir pada 2021, ketika ia tetap berkuasa tetapi kehilangan mayoritas parlemen. Sejak saat itu, Partai Konservatif yang dipimpin Poilievre unggul lebih dari 20% dalam rata-rata jajak pendapat nasional.  

Trudeau menyatakan visi konservatif Poilievre “bukanlah yang tepat untuk rakyat Kanada.”  

“Berhenti melawan perubahan iklim tidak masuk akal. Mengabaikan nilai-nilai keberagaman yang menjadi kekuatan Kanada bukanlah jalan yang benar. Menyerang jurnalis dan lembaga seperti CBC bukanlah yang dibutuhkan Kanada saat ini. Kita membutuhkan pandangan masa depan yang ambisius dan optimis – dan Pierre Poilievre tidak menawarkan itu,” katanya.  (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya