Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PM Kanada Justin Trudeau Gagal dalam Pergolakan Internal

Ferdian Ananda Majni
07/1/2025 20:25
PM Kanada Justin Trudeau Gagal dalam Pergolakan Internal
PM Kanada Justin Trudeau.(ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia)

PERDANA Menteri Kanada Justin Trudeau menghadapi pergolakan di internal partainya. Apalagi skor jajak pendapat publik yang buruk  mengindikasikan bahwa Partai Liberal tempat dia bernaung kemungkinan bakal disingkirkan dari tampuk kekuasaan oleh Partai Konservatif.

Seiring dengan pergolakan tersebut, Trudeau pagi tadi waktu setempat mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri usai pemilihan partai. Trudeau mengatakan dia akan tetap menjabat sebagai perdana menteri sampai penggantinya terpilih.

"Saya bermaksud untuk mengundurkan diri sebagai pemimpin partai dan sebagai perdana menteri setelah partai memilih pemimpin berikutnya melalui proses kompetitif yang kuat dan berskala nasional. Tadi malam, saya meminta presiden Partai Liberal untuk memulai proses tersebut," kata Trudeau saat menyampaikan pidato di luar kediamannya di Rideau Cottage.

"Negara ini layak mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilihan umum (pemilu) berikutnya, dan sudah jelas bagi saya bahwa jika saya harus bertarung dalam pertempuran internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilu itu," lanjut Trudeau.

Sang PM mengatakan bahwa Gubernur Jenderal Mary Simon telah mengabulkan permintaannya untuk menangguhkan Parlemen hingga 24 Maret. Trudeau menambahkan, dirinya merupakan seorang pejuang, dan setiap tulang di tubuhnya memerintahkannya untuk berjuang.

“Parlemen telah lumpuh selama berbulan-bulan,” ungkap Trudeau setelah apa yang disebutnya sebagai sesi terpanjang parlemen minoritas dalam sejarah Kanada. Trudeau menegaskan itu sebabnya Kanada membutuhkan sesi parlemen baru, dan DPR akan ditunda hingga 24 Maret.

Dia menambahkan, Partai Liberal terpilih untuk ketiga kalinya pada 2021 untuk memperkuat ekonomi pascapandemi dan memajukan kepentingan Kanada. Trudeau menegaskan, “Itulah pekerjaan yang akan terus kami lakukan.”

Pemimpin Partai Konservatif Kanada Pierre Poilievre di media sosialnya, mempertanyakan apa yang berubah dengan adanya pengumuman Trudeau. "Tidak ada yang berubah," ungkap Poilievre.

"Setiap anggota parlemen (dari Partai) Liberal dan kandidat kepemimpinan mendukung semua yang dilakukan Trudeau selama sembilan tahun, dan kini mereka ingin mengelabui para pemilih dengan menggunakan sosok Liberal lainnya untuk terus menipu warga Kanada selama empat tahun ke depan," kritik Poilievre.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump mengusulkan Kanada menjadi salah satu negara bagian AS setelah Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya. Penggabungan itu akan menghilangkan hambatan perdagangan dan mengurangi pajak bagi warga Kanada.

"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada Tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan BENAR-BENAR AMAN dari ancaman kapal-kapal Rusia dan Tiongkok yang terus-menerus mengepung mereka. Banyak warga SENANG Kanada menjadi Negara Bagian ke-51," kata Trump dalam unggahan di akun Truth Social miliknya. (Fer/Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya