Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pakar: Kenapa Prabowo tidak ke AS setelah Trump Dilantik Saja?

Dhika Kusuma Winata
14/11/2024 06:31
Pakar: Kenapa Prabowo tidak ke AS setelah Trump Dilantik Saja?
Presiden Prabowo Subianto (kiri).(Antara )

KUNJUNGAN Presiden Prabowo Subianto ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Joe Biden dinilai tidak menampakkan hasil yang signifikan. Pasalnya, momentumnya kurang tepat jika tidak dilakukan setelah Donald Trump Dilantik.

Menurut pengamat hubungan internasional Dinna Prapto Raharja, waktu kunjungan Presiden Prabowo Amerika Serikat yang akan berganti kepemimpinan kurang pas. Pasalnya, arah kebijakan AS bakal berubah seiring kepemimpinan Donald Trump nantinya. 

"Esensinya kan Kepala Negara mengundang Kepala Negara, apakah harus dijawab pada momen atau di tahun itu juga ketika orang itu berkuasa? Tidak juga. Sudah banyak kasus Kepala Negara diundang lalu dijawabnya pada momen yang tepat," kata Dinna kepada Media Indonesia, Rabu (13/11). 

"Kunjungan kenegaraan itu bentuk paling tinggi dari keakraban suatu negara dan deal-nya harus tampak betul. Kalau dicermati yang disampaikan Pak Prabowo dan Biden, tidak ada sesuatu yang signifikan," imbuh Direktur Eksekutif Synergy Policies itu. 

Menurutnya, Biden hanya mengiakan program-program yang AS menyadari diinginkan Indonesia. Seperti dukungan Biden agar Indonesia masuk ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

"Mendukung masuk OECD itu kan katanya Biden sementara itu Trump belum tentu. Trump itu bukan kontinuitas. Trump dan Biden sudah jelas berbeda sekali," kata Dinna. 

Begitu juga dengan isu-isu lainnya. Di antaranya persoalan di kawasan terkait Myanmar. Kedua pemimpin angkat bicara mengenai perlunya suasana kondusif dan mengembalikan Myanmar ke demokrasi. 

Tetapi, kata Dinna, sikap tersebut bisa saja berbeda sekali ketika nanti AS dipimpin Trump. Menurutnya, sikap tersebut ialah narasi pemerintahan di bawah Partai Demokrat sedangkan Trump dari Partai Republik belum tentu memiliki sikap yang sama. 

"Kenapa bertemu Biden, kenapa sekarang ke Amerika Serikat, kenapa tidak nanti saja 20 Januari setelah Trump dilantik?," ujar Dinna. 

"Jadi soal politik luar negeri Indonesia, Pak Prabowo ini berhitungnya seperti apa sih dan ini yang perlu kita cermati bersama. Ternyata antara narasi dan implementasi itu gap-nya sangat besar. Mudah-mudahan tidak ada hal negatif yang berimplikasi," tukasnya. (Dhk/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya