Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
ORGANISASI Pembebasan Palestina (PLO) pada Sabtu (7/9/2024) mengutuk pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi, 26, oleh Israel sebagai upaya mengintimidasi dan menekan para pendukung perjuangan Palestina.
Dalam pernyataannya, departemen ekspatriat PLO mengatakan pembunuhan Eygi menyoroti kebrutalan dan kekerasan pendudukan Israel terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan mereka yang menentang tindakannya.
Organisasi itu menekankan bahwa pembunuhan tersebut ditujukan untuk mengintimidasi dan menekan dukungan bagi Palestina.
Baca juga : Italia Ingin Ajukan Rencana Rekonstruksi Gaza pada Sidang Umum PBB
PLO menganggap Tel Aviv sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian Eygi, dan menyerukan tekanan internasional yang substansial terhadap Israel untuk menghentikan pelanggarannya terhadap hukum dan perjanjian internasional.
Sekretaris Jenderal PLO Hussein al-Sheikh menyerukan agar militer Israel diadili di pengadilan internasional dan menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai kejahatan lain yang menambah kekejaman harian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan.
Organisasi tersebut juga menuntut kepatuhan terhadap resolusi internasional dan diakhirinya pendudukan.
Baca juga : Uni Eropa Disebut Pendukung Utama Otoritas Palestina
Eygi ditembak mati oleh pasukan Israel pada Jumat saat berpartisipasi dalam protes terhadap perluasan permukiman di kota Beita, dekat Nablus di Tepi Barat utara.
Direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus Fouad Nafia menyatakan Eygi dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak di kepala dan dinyatakan meninggal meskipun telah dilakukan upaya resusitasi.
Masyarakat internasional, termasuk Turki, AS dan PBB, telah mengutuk pembunuhan Eygi.
Baca juga : Ehud Olmert Peringatkan Pemimpin Israel Soal Kekerasan Pemukim di Tepi Barat
Ketegangan semakin memuncak di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki seiring Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.900 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober tahun lalu.
Pasukan Israel pada Jumat (6/9) menarik diri dari kota Jenin setelah pengepungan selama 10 hari, dengan meninggalkan jejak kehancuran di belakangnya.
Dalam sebuah penyampaian pendapat penting pada Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan bahwa pendudukan Israel yang berlangsung selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah ilegal, dan menuntut evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. (Ant/P-3)
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
PM Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tegaskan Hamas serahkan kendali Jalur Gaza dan senjata kepada Otoritas Palestina.
Dukungan tanpa henti pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Israel membuat Negara 'Abang Sam' ikut bertanggung jawab atas genosida yang terjadi di Palestina.
HAMAS, gerakan nasionalis dan Islamis militan Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang didedikasikan untuk pembentukan negara Islam independen di Palestina.
GERAKAN Palestina Hamas harus mengakui bahwa hanya ada satu otoritas sah Palestina. Ini dikatakan utusan khusus dan penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
ITALIA ingin mengajukan rencana rekonstruksi Jalur Gaza, Palestina, saat sidang Majelis Umum PBB pada September.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved