Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ismail Haniyeh: Dari Akitivis Mahasiswa Jadi Anak Didik Pendiri Hamas

Akmal Fauzi
31/7/2024 12:05
Ismail Haniyeh: Dari Akitivis Mahasiswa Jadi Anak Didik Pendiri Hamas
Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh Tewas dalam Serangan di Teheran.(SAID KHATIB / AFP)

SEBAGAI seorang pemuda, Ismail Haniyeh tumbuh dan berkembang di lingkaran organisasi. Ia adalah seorang aktivis mahasiswa di Universitas Islam di Kota Gaza. Ia bergabung dengan Hamas ketika organisasi itu didirikan pada Intifada Palestina Pertama (perlawanan rakyat Palestina) pada tahun 1987. Ia ditangkap dan sempat dideportasi.

Haniyeh kemudian menjadi anaka didik dari pendiri Hamas, Sheikh Ahmad Yassin. Pada 1994, ia mengatakan bahwa Yassin adalah teladan bagi pemuda Palestina.

“Kami belajar darinya cinta kepada Islam dan pengorbanan untuk Islam ini."

Baca juga : Hamas Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Qatar, Mesir, Turki

Pada 2003, ia menjadi ajudan terpercaya Yassin. Dalam sebuah foto di rumah Yassin di Gaza, ia terlihat sedang memegang telepon di dekat telinga pendiri Hamas yang hampir sepenuhnya lumpuh itu. Yassin dibunuh oleh Israel pada 2004.

Haniyeh adalah pendukung awal agar Hamas memasuki dunia politik. Pada1994, ia mengatakan bahwa membentuk partai politik akan memungkinkan Hamas untuk menangani persoalan yang muncul.

Awalnya ditolak oleh kepemimpinan Hamas. Namun, beberapa waktu kemudian disetujui dan Haniyeh menjadi perdana menteri Palestina setelah kelompok tersebut memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada 2006, setahun setelah militer Israel mundur dari Gaza. Kelompok ini mengambil alih Gaza pada tahun 2007.

Baca juga : Petinggi Hamas ke Mesir untuk Bahas Gencatan Senjata dengan Israel

Pada 2012, ketika ditanya oleh wartawan apakah Hamas telah meninggalkan perjuangan bersenjata, Haniyeh menjawab “tentu saja tidak” dan mengatakan bahwa perlawanan akan terus berlanjut “dalam segala bentuk perlawanan, politik, diplomatik dan militer”.

Ismail Haniyeh, tewas di Teheran dalam sebuah serangan pada Rabu (31/7) pagi waktu setempat. Haniyeh berada di Teheran, ibu kota Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7) waktu setempat.

Militer Israel menolak untuk berkomentar atas tewasnya Haniyeh.

Kematian Haniyeh terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengklaim telah membunuh komandan militer tertinggi Hezbollah, Fuad Shukur, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut yang dilancarkan sebagai pembalasan atas serangan roket yang menewaskan 12 anak pada akhir pekan.

Dua pembunuhan ini sekarang meningkatkan ketegangan tidak hanya bagi Hamas dan Hezbollah, tetapi juga Iran, yang mendukung kedua kelompok tersebut. (Theguardian/P-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya