Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ISRAEL semakin bersitegang dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS). Tel Aviv sangat kecewa dengan Washington yang membiarkan Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata segera.
Sementara Washington juga keberatan dengan negara kolonial itu. Pasalnya tidak mengindahkan putusan pengadilan internasional (ICJ) yang mendesak untuk mengantisipasi genosida. Israel mengabaikan putusan ICJ tersebut dan memblokade bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Afrika Selatan yang telah menggugat Israel dengan menghasilkan putusan tersebut kembali menuntut ICJ mengeluarkan putusan sementara baru. Itu guna memerintahkan Israel menghentikan kelaparan di Gaza.
Baca juga : AS Ingin Gencatan Senjata Sementara di Gaza, Hamas Ogah
Upaya Pretoria tersebut membuahkan hasil dengan ICJ dengan suara bulat memerintahkan Israel mencegah kelaparan di Gaza dan membiarkan pasokan bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh langkah AS, yang telah memveto beberapa resolusi DK PBB serupa sebelumnya, menilai pilihan abstain kali ini menambah keberanian Hamas. Badan amal medis atau MSF mengatakan resolusi DK PBB itu tidak mengurangi kebiadaban Israel.
Resolusi yang menuntut gencatan senjata segera dan jangka panjang, penghentian semua serangan terhadap instalasi dan personel medis, dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan di Gaza belum dipenuhi Israel. Hal itu diungkapkan Presiden Internasional MSF Christos Christou.
Baca juga : DK PBB Gagal Hentikan Genosida di Gaza
Meskipun perang telah mengubah sebagian besar wilayah tersebut menjadi tanah kosong yang hancur karena bangunan-bangunan runtuh dan dipenuhi jejak tank, Israel juga telah melakukan pengepungan terhadap 2,4 juta penduduknya, yang hanya dapat diatasi dengan pengiriman bantuan kemanusiaan.
PBB telah memperingatkan kelaparan semakin menjadi kenyataan di Gaza utara. PBB juga mengatakan sistem kesehatan di Gaza sedang runtuh karena permusuhan yang sedang berlangsung dan kendala akses.
ICJ telah mengeluarkan putusan sementara yang memerintah Israel mengantisipasi genosida. ICJ, Kamis (28/3), mengeluarkan putusan sementara yang baru yakni memerintahkan Israel melakukan tindakan yang mencegah kelaparan warga Gaza dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
Baca juga : Hari Ini, Dunia Menunggu Lolosnya Resolusi PBB untuk Gaza
ICJ dibentuk untuk menangani perselisihan antarnegara. Meskipun keputusannya mengikat secara hukum, namun tidak ada kewajiban untuk menegakkan keputusan tersebut.
Contohnya, ICJ telah memerintahkan Rusia untuk menghentikan invasinya ke Ukraina. Tetapi putusan ICJ itu tidak membuahkan hasil.
Invasi Israel meletus setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian. Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera, yang diyakini Israel 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang diperkirakan telah tewas.
Serangan Israel telah menewaskan 32.552 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. (France24/Z-3)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved