Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Hari ini, para pemimpin Afrika akan mengikuti pertemuan puncak konferensi tingkat tinggi di tengah berbagai peristiwa kudeta, konflik, krisis politik, dan ketegangan yang terjadi di wilayah itu dalam beberapa tahun terakhir.
Menjelang pertemuan di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyuarakan kekhawatiran atas kekerasan yang mencengkeram banyak negara, baik di Afrika maupun di belahan dunia lain.
“Sudan berada dalam kondisi berkobar,” kata Faki. Ia juga menyoroti ancaman jihadis di Somalia, konflik abadi di Republik Demokratik Kongo bagian timur, bahaya teroris di Sahel, dan ketidakstabilan yang terus-menerus di Libya.
Baca juga : Israel Bahas Pengusiran Warga Palestina ke Kongo
“Munculnya kembali kudeta militer, kekerasan sebelum dan sesudah pemilu, krisis kemanusiaan yang terkait dengan perang dan atau dampak perubahan iklim merupakan sumber keprihatinan yang sangat serius bagi kami,” katanya kepada para menteri luar negeri Afrika, Rabu (14/2) lalu.
Pertemuan kecil yang bertujuan menemukan cara untuk meluncurkan kembali proses perdamaian di Kongo dibuka pada Jumat (16/2) di sela-sela pertemuan utama Uni Afrika.
Namun, organisasi yang beranggotakan 55 negara tersebut telah lama dikritik karena tidak efektif dan tidak mengambil tindakan tegas dalam menghadapi berbagai konflik dan perebutan kekuasaan.
Baca juga : Korban Tewas Banjir di Kenya Mengganda Menjadi 120 orang
“Saya ragu akan ada keputusan yang kuat dari pertemuan ini,” kata Nina Wilen, direktur program Afrika di lembaga pemikir Egmont Royal Institute for International Relations di Brussels.
Wilen berpendapat organisasi pan-Afrika sejauh ini memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap negara-negara yang mengalami kudeta baru-baru ini.
Israel tidak Diundang
Baca juga : Korban Tewas Akibat Banjir di Somalia Meningkat Jadi 96 Orang
Dalam KTT ini, Gabon dan Niger absen menyusul penangguhan mereka akibat kudeta tahun lalu. Selain mereka, Mali, Guinea, Sudan, dan Burkina Faso, juga dilarang hadir.
Krisis di Senegal, yang dipicu oleh tindakan Presiden Macky Sall di menit-menit terakhir yang menunda pemilu bulan ini, juga kemungkinan besar akan dibahas.
Di luar Afrika, konflik Israel-Hamas di Gaza adalah topik hangat, dan Faki menggambarkannya sebagai pemusnahan etnis.
Baca juga : Protes Penangkapan Tokoh Oposisi Sonko, 2 Orang Tewas di Senegal
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh akan mengambil bagian dalam pertemuan puncak tersebut, menurut seorang pejabat senior Palestina.
Ketika ditanya tentang kemungkinan kehadiran delegasi Israel, juru bicara Faki, Ebba Kalondo, mengatakan kepada AFP secara blak-blakan: "Mereka tidak diundang. Itu saja."
Sementara pihak lain lebih diterima, termasuk Sekjen PBB Antonio Guterres dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang keduanya akan berbicara pada pertemuan itu.(AFP/M-3)
Baca juga : Pasukan Uni Afrika Kurangi Jumlah Pasukan di Somalia
PADA tanggal 16 Januari 2025 Menteri Luar Negeri Sugiono telah mengukuhkan kepengurusan Indonesian Council on World Affairs (ICWA).
KEMENTERIAN Pertahanan merespons bergabungnya Indonesia dalam organisasi antarpemerintah BRICS. Politik luar negeri yang dianut Indonesia dinilai bebas aktif.
Perjanjian investasi internasional juga tak selalu mulus untuk dijalankan. Apalagi kondisi perekonomian global bersifat dinamis.
ANGGOTA DPR RI dari Fraksi NasDem Amelia Anggraini mendukung langkah Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan)
DI tengah krisis iklim, krisis pangan, dan krisis energi yang melanda dunia saat ini, paslon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD merumuskan lima arah kebijakan politik luar neger
Wacana pembumian dan aktualisasi nilai akan menumbuhkan pemahaman yang pada gilirannya terefleksi dalam prilaku keseharian.
Di wilayah pesisir timur Sudan yang aman, penduduk menyambut bulan Ramadan dengan berjuang keras untuk berburu dan membeli kebutuhan pokok.
KANTOR Program Pangan Dunia PBB, WFP, di negara bagian Nil Biru, Sudan, diserang oleh pihak yang tidak dikenal.
Ia mengatakan hampir setengah dari 25 juta penduduk Sudan membutuhkan intervensi mendesak sementara 70% sektor kesehatan negara itu tidak lagi beroperasi.
Suara ledakan terdenar ketika tentara menargetkan pangkalan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat dengan artileri.
Kondisi perang yang berkepanjangan di Sudan telah berdampak terhadap persediaan makanan. PBB memperingatkan ancaman kelaparan parah.
SEDIKITNYA 16 warga sipil dilaporkan tewas dalam baku tembak antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Wilayah Darfur, Sudan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved