Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Racun Misterius Serang Pelajar Perempuan di 30 Sekolah di Iran

Cahya Mulyana
05/3/2023 10:30
Racun Misterius Serang Pelajar Perempuan di 30 Sekolah di Iran
Ilustrasi(Ilustrasi)

Lusinan siswi Iran di lima provinsi telah dirawat di rumah sakit karena mengalami keracunan. Ratusan kasus gangguan pernapasan telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir di seluruh Iran, terutama di kota suci Qom, selatan Teheran.

Pejabat Iran mempercayai serangan yang menargetkan pelajar perempuan ini dilakukan secara sengaja oleh musuh Teheran. Pasalnya penyakit yang menerpa para pelajar ini belum dapat diidentifikasi.

Kantor berita Tasnim dan Mehr pada Sabtu (3/3), melaporkan insiden terbaru penyebaran kasus ini terjadi di provinsi Hamedan barat, serta Zanjan dan Azerbaijan Barat di barat laut Iran, Fars di selatan dan provinsi Alborz di utara. Lusinan siswa dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa penyakit ini menyerang lebih dari 30 sekolah di 10 dari 31 provinsi Iran. Video yang diposting di media sosial menunjukkan orang tua berkumpul di sekolah untuk membawa pulang anak-anak mereka dan beberapa siswi dibawa ke rumah sakit dengan ambulans atau bus.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan dugaan kasus keracunan buah dari konspirasi musuh untuk menciptakan ketakutan dan keputusasaan pada rakyatnya. Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan para penyelidik telah menemukan sampel mencurigakan. “Dalam studi lapangan, sampel yang mencurigakan telah ditemukan dan terus diselidiki untuk mengidentifikasi penyebab penyakit tersebut, dan hasilnya akan dipublikasikan, sesegera mungkin,” kata Fazli.

Setidaknya 10 sekolah perempuan menjadi sasaran serangan yang diduga keracunan, tujuh di kota barat laut Ardabil dan tiga di ibu kota Teheran. Pekan lalu, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Younes Panahi, mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghentikan pendidikan bagi anak perempuan.

Banyak orang tua mengatakan bahwa mereka akan menjaga putri mereka di rumah sampai ada jawaban yang diberikan oleh pejabat terkait kasus ini. “Kami tahu bahwa sebagian besar (sekolah negeri) memiliki kamera keamanan di luar dan di dalam institusi. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa para pejabat belum dapat menemukan petunjuk apa pun dalam kasus-kasus ini," kata salah satu orang tua siswi di Iran.

Penyakit ini mengkhawatirkan di negara di mana perempuan memiliki salah satu tingkat dengan melek huruf tertinggi di Timur Tengah. Lebih dari 95% wanita di Iran berpendidikan.

Kantor hak asasi manusia (HAM) PBB di Jenewa menyerukan penyelidikan transparan atas dugaan serangan ini. Sejumlah negara termasuk Jerman dan Amerika Serikat telah menyuarakan keprihatinannya.

Serangkaian dugaan peracunan terjadi lebih dari lima bulan dalam protes nasional setelah kematian dalam tahanan Kurdi Iran Mahsa Amini, 22 tahun, yang telah ditangkap karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian ketat untuk wanita. Teheran mengatakan ratusan orang telah tewas dan ribuan ditangkap sehubungan dengan protes, yang oleh pihak berwenang umumnya digambarkan sebagai kerusuhan. (Aljazeera/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya