Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
SRI Lanka menaikkan harga bahan bakar pada Selasa ke rekor tertinggi. Itu menyebabkan penderitaan lebih lanjut bagi 22 juta penduduk negara itu dalam krisis terburuk sejak kemerdekaannya.
Negara kepulauan di Asia Selatan itu telah mengalami kekurangan pasokan selama berbulan-bulan dan aksi protes anti-pemerintah, yang berubah menjadi mematikan pada awal Mei dengan sedikitnya sembilan orang tewas.
Baca juga: Israel Nilai Tentaranya yang Membunuh Jurnalis Al Jazeera tidak Bersalah
Menteri Energi Kanchana Wijesekera mengatakan kabinet menyetujui tarif baru untuk membendung kerugian besar di Ceylon Petroleum Corp yang dikelola negara.
Harga solar, yang biasa digunakan di angkutan umum, dinaikkan dari 289 rupee ($0,80) menjadi 400 rupee per liter, melonjak 38%, sementara harga satu liter bensin dinaikkan dari 338 menjadi 420 rupee.
Harga solar telah meningkat 230% dan bensin telah naik 137% dalam enam bulan terakhir. Keduanya kekurangan pasokan dan pengendara harus mengantre, terkadang berhari-hari, untuk mengisi.
Kekurangan devisa akut telah menyebabkan kelangkaan bahan bakar, makanan dan obat-obatan yang meluas sementara penduduk menderita pemadaman listrik yang lama dan inflasi yang tinggi.
Kantor sensus melaporkan pada Senin bahwa inflasi negara secara keseluruhan bulan lalu adalah 33,8% tahun ke tahun, dengan inflasi makanan bahkan lebih tinggi 45,1%.
Bulan lalu, Sri Lanka mengumumkan gagal bayar atas utang luar negerinya senilai $51 miliar dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengamankan dana talangan (bailout).
Pemerintah memberlakukan larangan impor secara luas pada Maret 2020 untuk menghemat mata uang asing karena arus masuk dolar melambat. (AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved