Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hadapi Rusia, Lagi Ukraina Dapat Kiriman Pasokan Senjata dari AS

Cahya Mulyana
22/4/2022 09:48
Hadapi Rusia, Lagi Ukraina Dapat Kiriman Pasokan Senjata dari AS
Angkatan Udara AS menunjukkan foto persenjataan militer dan amunisi yang siap dikirim ke Ukraina di Pangkalan Militer Dover, AS.(Marco A. Gomez / US AIR FORCE / AFP)

PRESIDEN Amerika SeriJoe (AS) Joe Biden mengumumkan pemberian bantuan lanjutan pasokan senjata untuk Ukraina senilai USD 800 juta.

Dia juga mengatakan akan meminta kepada Kongres AS supaya memberikan kucuran bantuan lebih banyak lagi untuk Ukraina.

Bantuan tersebut meliputi 72 meriam dan kendaraan penariknya bersama dengan 144.000 peluru artileri dan lebih dari 120 drone yang disesuaikan untuk kebutuhan Ukraina.

“Kami berada di waktu kritis usai (Rusia) menyiapkan strategi baru dalam perang ini,” kata Biden.

“Dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitra kami bergerak secepat mungkin untuk terus memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan pasukan mereka untuk mempertahankan negara mereka.”

Baca juga: Rusia Berlakukan Larangan Perjalanan untuk Sejumlah Tokoh AS dan Kanada

Lima puluh perwira artileri Ukraina diberikan kursus selama seminggu oleh instruktur AS tentang penggunaan howitzer 155mm AS di sebuah negara Eropa yang tidak disebutkan Pentagon. Biden mengatakan pasokan senjata terbaru yang lebih dominan artileri berat karena sesuai dengan geografis Donbas.

Biden mengatakan AS sejauh ini telah memberi Ukraina 10 rudal anti-tank, termasuk tameng untuk menghadapi tank Rusia. Juga mobil lapis baja, drone bersenjata dan alat berat lainnya.

“Kami tidak akan selalu dapat mengumumkan bantuan dari semua mitra kami dalam mendukung Ukraina,” kata Biden.

Ia pun mengutip pernyataan eks Presiden AS Theodore Roosevelt yang menyatakan "kadang-kadang kita akan berbicara dengan lembut sambil membawa rudal besar.”

Drone jenis baru yang akan dikirim AS ke Ukraina diberi nama Phoenix Ghost dan telah dikembangkan khusus untuk Ukraina oleh angkatan udara AS dengan perusahaan California, Aevex Aerospace.

Pentagon memberikan sedikit rincian tentang drone tersebut, tetapi seorang pejabat departemen pertahanan mengungkapkan drone itu berjenis satu arah yang mirip Switchblade yang telah dikirim AS.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dengan cepat mengucapkan terima kasih atas dukungan AS untuk Ukraina dalam perang melawan agresi Rusia.

Zelenskiy mengatakan di Twitter,“Bantuan ini dibutuhkan hari ini lebih dari sebelumnya! Ini menyelamatkan nyawa para pembela demokrasi dan kebebasan kami dan membawa kami lebih dekat untuk memulihkan perdamaian di Ukraina.”

Bantuan senjata dari Spanyol dan Denmark

Di Kyiv, Kamis (21/4), Zelenskiy mendapat kunjungan Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez dan PM Denmar Mette Frederiksen yang menjanjikan pasokan militer baru.

Sanchez menjanjikan 200 ton peralatan termasuk kendaraan pengangkut berat dan amunisi, yang menurutnya merupakan pengiriman terbesar Spanyol.

Frederiksen mengatakan negaranya akan meningkatkan skala kontribusi senjatanya ke Ukraina sebesar 600 juta krone Denmark.

Pengiriman senjata AS yang baru membawa total dukungan militer Washington sejak dimulainya perang menjadi lebih dari USD3 miliar.

Kongres menyetujui paket bantuan militer dan kemanusiaan senilai $13,6 miliar pada bulan Maret dan Biden mengatakan dia berharap akan kembali untuk meminta lebih banyak minggu depan.

“Harapan dan harapan saya adalah Kongres akan bergerak dan bertindak cepat,” katanya.

Ketika ditanya berapa banyak yang akan dia minta kali ini, Biden menjawab "itu sedang diputuskan sekarang. Saya meminta departemen pertahanan untuk mengumpulkan apa yang mereka pikir kita butuhkan.”

Biden juga mengumumkan pencairan dukungan ekonomi baru senilai USD500 juta untuk Ukraina, rute jalur cepat baru bagi pengungsi Ukraina untuk datang ke AS dari Eropa, dan langkah selanjutnya dalam meningkatkan sanksi terhadap Moskow hingga larangan kapal Rusia mengunjungi pelabuhan AS.

“Itu berarti tidak ada kapal yang berlayar di bawah bendera Rusia, atau yang dimiliki atau dioperasikan oleh kepentingan Rusia, akan diizinkan untuk berlabuh di pelabuhan AS atau mengakses pantai kami. Tidak ada,” katanya.

Daniel Tannenbaum, mantan pejabat kepatuhan sanksi Departemen Keuangan AS, mengatakan menegakkan larangan itu akan menjadi tantangan.

“Ada bukti bahwa mereka telah mengganti bendera selama beberapa minggu terakhir, tidak yakin seberapa besar dampaknya,” katanya.

Inggris dalam sanksi terbarunya mengumumkan akan melarang impor kaviar Rusia dan barang mewah lainnya, serta produk perak dan kayu.

Tarif impor berlian dan karet dari Rusia dan Belarusia akan dinaikkan sebesar 35%.

Sekretaris perdagangan internasional Inggris, Anne-Marie Trevelyan, mengatakan,"Kami mengambil setiap kesempatan yang kami bisa untuk meningkatkan tekanan untuk mengisolasi ekonomi Rusia dan langkah-langkah lebih lanjut ini akan memperketat sekrup, menutup jalan pendanaan yang menguntungkan untuk mesin perang Putin. ” (The Guardian/Cah/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya