Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Dampak Perang Ukraina : RI Dapat Durian Untuh Sekaligus Cilaka 

Insi Nantika Jelita
16/3/2022 21:12
Dampak Perang Ukraina : RI Dapat Durian Untuh Sekaligus Cilaka 
Forum Denpasar 12 yang membahas perang Rusia-Ukraina(Dok. Pribadi)

INDONESIA akan mendapat 'durian runtuh' alias windfall akibat konflik Rusia dan Ukraina dari kenaikan sejumlah harga komoditas. Namun, di satu sisi subsidi energi akan mengalami pembengkakan. 

Pengamat Energi Center For Energy Policy Kholid Syeirazi menjelaskan, kenaikan komoditas itu melesat dari asumsi APBN 2022. Misalnya, harga APBN menetapkan acuan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$63 per barel, tapi harga minyak dunia sempat menembus US$138 per barel. 

"Batu bara harganya ditetapkan hanya US$67,3 per ton. Sementara, sekarang US$200 per ton. Akan ada windfall dari kenaikan ini," ujarnya dalam Forum Diskusi Denpasar, Rabu (16/3). 

Dengan demikian, penerimaan negara Indonesia akan tertolong atau meningkat. Kemudian, Kholid menyebut, dari sisi subsidi energi yang ditetapkan APBN 2022 senilai Rp134 triliun dianggap membebani negara. 

Di tengah proses pemulihan ekonomi, pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertalite dan harga listrik. Padahal harga minyak dunia melonjak hingga di atas US$100 per barel imbas konflik Rusia-Ukraina. 

"(Kebijakan) subsidi ini akan cilaka. Bakal ada pembengkakan dari subsidi. Misalnya Pertalite, yang dijual itu sebenarnya tidak sesuai harga pasar, makanya disubsidi," ungkap Kholid. 

Dalam perbandingan data yang dipaparkannya, harga BBM pertamax Pertamina dipatok Rp9 ribu per liter. Sedangkan, BBM pertamax yang dijual Shell sebesar Rp12 ribuan per liter. 

Baca juga : Prancis Desak Perlindungan Jurnalis di Konflik Rusia-Ukraina

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Eisha Rachbini menuturkan, dampak konflik geopolitik di Eropa Timur itu mengancam krisis energi. 

"Bukan hanya kenaikan minyak mentah saja, tapi ada harga komoditas yang ikut naik. Seperti CPO, gas, batu bara karena Rusia-Ukraina merupakan pemain utama komoditas itu," kata dia. 

Pertikaian kedua negara itu juga secara langsung akan menganggu impor gandum, karena impor Indonesia terbesar dari Ukraina mencapai 27%. Lalu dapat menganggu impor pupuk Indonesia dari Rusia. 

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan konflik Rusia-Ukraina berdampak kompleks bagi negara dunia. Mulai dari terganggunya rantai pasok energi dan pangan serta perlambatan ekonomi dunia. 

Meski, Indonesia secara geografis berjauhan dengan kedua negara itu, tapi lonjakan harga minyak mentah dan gas bumi turut berpengaruh dalam kebijakan ekonomi nasional. 

"Setiap negara dituntut harus menyiapkan skenario terburuk, khususnya menyiapkan penyelematan ekonomi," tutupnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya