Sabtu 08 Januari 2022, 18:50 WIB

Bebas dari Penjara Mesir, Aktivis Palestina Pergi ke Prancis

Mediaindonesia.com | Internasional
Bebas dari Penjara Mesir, Aktivis Palestina Pergi ke Prancis

AFP/Foto keluarga.
Ramy Shaath.

 

AKTIVIS Mesir-Palestina Ramy Shaath menuju Prancis pada Sabtu (8/1). Ia hampir dua setengah tahun ditahan di Mesir. Karenanya dia harus melepaskan kewarganegaraan Mesirnya.

Pria 48 tahun itu ialah tokoh pemberontakan pada 2011 di Mesir dan koordinator gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi cabang Mesir melawan Israel. "Putra politikus veteran Palestina Nabil Shaathdalam perjalanan ke Paris," kata keluarga itu dalam pernyataan, Sabtu (8/1).

Mereka merasa lega dan gembira atas pembebasannya setelah 900 hari penahanan sewenang-wenang oleh orang Mesir. Namun, "Kami menyesal bahwa mereka memaksa Ramy untuk melepaskan kewarganegaraan Mesirnya sebagai prasyarat untuk pembebasannya yang seharusnya tanpa syarat setelah dua setengah tahun penahanan yang tidak adil dalam kondisi yang tidak manusiawi," kata keluarga tersebut.

"Tidak seorang pun harus memilih antara kebebasan dan kewarganegaraan mereka," kata pernyataan keluarga. Dia dibebaskan pada Kamis malam. 

Pihak berwenang Mesir kemudian menyerahkan Shaath kepada perwakilan Otoritas Palestina di bandara Kairo. Dari situ, ia mengambil penerbangan ke Amman, ibu kota Yordania, sebelum menuju ke Paris.

Istri Shaath, warga negara Prancis Celine Lebrun, dideportasi dari Mesir tak lama setelah suaminya ditangkap pada Juli 2019 atas tuduhan membantu organisasi teroris. Pada April 2020, ia ditempatkan dalam daftar teror Mesir bersama 12 orang lain.

Pada Desember, lima kelompok hak asasi manusia meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menekan Mesir agar membebaskan Shaath. Macron sebelumnya membahas penahanannya dalam konferensi pers di Paris dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Desember 2020.

Ruang Mesir untuk perbedaan pendapat telah sangat dibatasi sejak Sisi menjabat pada 2014. Kelompok hak asasi mengatakan Mesir menahan sekitar 60.000 tahanan politik. 

Baca juga: Washington Post: Israel Harus Mundur atau Beri Kemerdekaan Palestina

Banyak tahanan yang menghadapi kondisi brutal dan sel yang penuh sesak. Mesir menempati peringkat kelompok terendah dalam Indeks Kebebasan Akademik Institut Kebijakan Publik Global. (AFP/OL-14)

Baca Juga

AFP/Jordanian Royal Palace

Dinikahi Putra Mahkota Yordania, Siapakah Rajwa Al Saif? Ini Profilnya

👤Zubaedah Hanum 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 23:15 WIB
PUTRA Mahkota Yordania Hussein bin Abdullah menikah dengan arsitek Saudi Rajwa Al Saif pada hari Kamis, 1 Juni 2023 lalu. Siapakah Rajwa Al...
AFP/ Evert Elzinga

Museum Van Gogh Rayakan Hari Jadi yang Ke-50 Tahun

👤Zubaedah Hanum 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 21:30 WIB
MUSEUM Van Gogh di Belanda memperingati hari jadinya yang ke-50 tahun. Vincent van Gogh dikenal sebagai salah satu seniman Belanda paling...
AFP/Jade Gao

Konflik Rusia-Ukraina, Tiongkok Ungkap Kendala Wujudkan Negosiasi Perdamaian

👤Zubaedah Hanum 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 20:45 WIB
TIONGKOK mengakui adanya tantangan berat dalam upayanya mewujudkan negosiasi antara Rusia dan Ukraina, yang hingga kini masih terlibat...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya