Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMENANG Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, yang ditembak oleh prajurit Taliban karena mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan, Selasa (9/11), menikah dalam sebuah upacara sederhana di Birmingham, Inggris.
"Hari ini adalah hari yang sangat berharga dalam hidup saua. Asser (Malik) dan saya telah mengikat janji sebagai pasangan untuk seumur hidup," cicit Yousafzai sembari mengunggah foto dirinya dan sang suami.
"Kami menggelar sebuah upacara sederhana di Birmingham bersama keluarga kami. Tolong doakan kami. Kami tidak sabar melangkah dalam perjalanan kami ke depan," lanjutnya.
Baca juga: Jerman Desak Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Lebih Lanjut pada Belarus
Ketika berusia 15 tahun, Yousafzai ditembak di bagian kepala oleh militer Tehreek-e-Taliban Pakistan, pecahan dari kelompok Taliban Afghanistan di kota tempat tinggalnya di Lembah Swat di sebuah bus sekolah pada 2012.
Dia berhasil pulih setelah menjalani serangkaian pengobatan di Pakistan dan luar negeri sebelum merilis buku yang berjudul I Am Malala.
Yousafzai meraih Nobel Perdamaian pada 2014 di usia 17 tahun, berbagi penghargaan itu dengan Kailash Satyarthi, pejuang hak anak asal India.
Dia lulus dari Universitas Oxford pada tahun lalu dengan gelar filsafat, politik, dan ekonomi.
Kini, di usia 24 tahun, dia berjuang untuk pendidikan anak perempuan lewat lembaga nirlabanya, Malala Fund. (AFP/OL-1)
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan.
Malala Yousafzai mengutuk Israel dan menegaskan kembali dukungannya terhadap warga Palestina di Gaza, usai kritik kerjasamanya dengan Hillary Clinton.
"Afghanistan, saa tini, merupakan satu-satunya negara di dunia yang anak perempuannya tidak memiliki akses ke pendidikan menengah. Mereka dilarang untuk belajar."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved