Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
SEBANYAK 20 negara menandatangani perjanjian untuk mengakhiri pendanaan baru untuk sektor energi bahan bakar fosil pada akhir tahun depan. Negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru meneken perjanjian tersebut dalam agenda the 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Kamis (4/11).
Enam lembaga keuangan, termasuk Bank Investasi Eropa, telah memberikan dukungan mereka terhadap langkah tersebut. Namun, negara-negara besar di Asia, Seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Indonesia belum menandatangani kesepakatan itu. Dalam sebuah pernyataan bersama, para penandatangan berjanji untuk memprioritaskan dukungan sepenuhnya terhadap transisi energi bersih dan menggunakan sumber daya mereka untuk mewujudkan hal tersebut.
"Kami akan mengakhiri dukungan publik langsung untuk sektor energi bahan bakar fosil internasional yang tidak berkurang pada akhir 2022, kecuali dalam keadaan terbatas dan jelas yang konsisten dengan batas pemanasan 1,5°C dan tujuan Perjanjian Paris," ungkap pernyataan resmi bersama itu.
Negara-negara dan lembaga keuangan yang menandatangani janji tersebut juga berkomitmen untuk mendorong pemerintah lain dan lembaga kredit ekspor untuk menerapkan komitmen serupa di COP27 tahun depan dan seterusnya. Di Eropa, negara penandatangan adalah Albania, Denmark, Finlandia, Italia, Moldova, Portugal, Slovenia, Swiss, dan Inggris. Di benua lain ada Kanada, Kosta Rika, Ethiopia, Fiji, Gambia, Mali, Kepulauan Marshall, Selandia Baru, Sudan Selatan, Amerika Serikat, dan Zambia telah menandatangani janji tersebut.
Berbicara pada konferensi pers di Glasgow, Direktur Program Keadilan Energi di Pusat Keanekaragaman Hayati di AS Jean Su mengatakan, ini adalah komitmen bersejarah.
Namun, dia mengatakan kesepakatan itu tidak cukup dan mendesak negara-negara seperti Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan untuk juga menandatangani kesepakatan itu.
Mohamed Adow, Direktur lembaga think-tank Powershift Afrika mengkritik negara-negara maju yang menarik dana dari proyek bahan bakar fosil baru di luar negeri sambil terus mendanai proyek-proyek ini di negara mereka sendiri.
Ia menyebut, hal ini adalah upaya negara maju yang secara efektif menarik tangga setelah mereka memperoleh kemakmuran dengan bahan bakar fosil itu sendiri. Adow mengatakan perlu ada kepemimpinan yang lebih besar dalam masalah ini.
“Kita perlu menghapus bahan bakar fosil secara bertahap,” tandasnya. (The Journal.ie/AFP/OL-8)
Pendidikan kritis soal transisi energi bersih terbarukan pun semakin krusial. Sebab, krisis iklim menjadi tantangan yang akan semakin masif dihadapi generasi muda di masa mendatang.
PalmCo menegaskan komitmen dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional dan mempercepat langkah menuju target Net Zero Emisi melalui implementasi strategi keberlanjutan
Transisi ke kendaraan nol emisi dapat membantu Indonesia bebas impor bahan bakar fosil paling cepat tahun 2048.
Tahukah kamu bagaimana sejarah penemuan bahan bakar dan penggunaan energi di dunia? Menurut sejarah, penggunaan minyak bumi telah ada sejak 5.000 tahun sebelum masehi.
Dengan sebagian kecil dari hidrogen yang berlimpah itu saja, para peneliti mengatakan bisa memutus ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil selama 200 tahun.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengajak negara APEC untuk berkolaborasi mengolah berbagai sumber daya. Hal ini perlu dilakukan agar dana beredar di dalam cakupan ekonomi sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved