Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

RI Sayangkan Sikap Myanmar yang Enggan Terima Bantuan ASEAN

Atikah Ishmah Winahyu
26/10/2021 17:42
RI Sayangkan Sikap Myanmar yang Enggan Terima Bantuan ASEAN
Suasana Presiden Jokowi saat menghadiri KTT ASEAN secara virtual di Istana Bogor.(Dok. Biro Pers dan Media Kepresidenan)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menyayangkan sikap Myanmar yang tidak menyambut baik uluran tangan ASEAN. Dalam hal ini, untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik. 

Sikap tersebut diutarakan Jokowi, sapaan akrabnya, dalam KTT ASEAN yang digelar secara virtual pada Selasa (26/10).

“Akses yang diminta Utusan Khusus ASEAN, untuk dapat bertemu dengan semua pihak terkait, sampai akhir menjelang KTT, masih belum diberikan militer Myanmar,” jelas Retno dalam keterangan pers virtual.

Baca juga: KTT ASEAN Digelar Tanpa Perwakilan Myanmar

“Keputusan ASEAN untuk mengundang wakil Myanmar pada tingkat non-politik dalam KTT adalah sebuah keputusan yang berat, tapi memang harus dilakukan,” imbuhnya.

Presiden, lanjut Retno, mengingatkan pentingnya untuk menjaga penghormatan terhadap prinsip non-interference. Namun di sisi lain, juga berkewajiban menjunjung tinggi prinsip dalam Piagam ASEAN. Seperti, demokrasi, good governance, penghormatan HAM dan pemerintah yang konstitusional.

“Presiden tegaskan keputusan ini juga memberikan ruang bagi ASEAN untuk menjalankan kemajuan, sebagaimana janji kepada rakyat. Sebagai satu keluarga, uluran tangan ASEAN harus tetap ditawarkan kepada Myanmar. Termasuk, pemberian bantuan kemanusiaan,” terang Retno.

Baca juga: Jokowi Ajak ASEAN Perkuat Aspek Kesehatan di Kawasan

Adapun KTT ASEAN ke-38 dan 39 dikatakannya memberikan hasil yang cukup banyak dan mencakup berbagai isu. Mulai dari sektor kesehatan, kesiapan menghadapi bencana, hingga blue economy dan perubahan iklim.

“Hal-hal yang menjadi kepentingan Indonesia dalam outcome documents, seperti perlunya peningkatan pendekatan strategis, holistik, terkoordinasi dan lintas sektoral. Itu dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana, yang dituangkan dalam ASEAN shield," paparnya.

"Penguatan kerja sama multilateral untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk pandemi covid-19. Lalu, pengembangan keterampilan pekerja ASEAN, khususnya dalam peningkatan kompetensi dan produktivitas pekerja," tandas dia.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik