Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SEDIKITNYA 24 orang tewas dan lebih dari belasan hilang akibat tanah longsor dan banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat selama beberapa hari melanda India utara.
Para peramal cuaca juga telah memperingatkan lebih banyak hujan akan turun dalam beberapa hari mendatang di negara bagian selatan Kerala di mana banjir telah menewaskan sedikitnya 27 orang sejak Jumat lalu.
Para pejabat di Negara Bagian Uttarakhand di Himalaya mengatakan 18 orang tewas dalam bencana tanah longsor baru pada Selasa (19/10) setelah enam orang tewas dalam insiden serupa sehari sebelumnya.
Sedikitnya 13 dari mereka tewas dalam tiga insiden terpisah di kota Nainital pada Selasa pagi, setelah hujan deras memicu tanah longsor dan menghancurkan beberapa bangunan.
"Dua puluh empat orang tewas di Negara Bagian itu dalam dua hari. Ada enam kematian di negara bagian itu pada Senin dan sejauh ini 18 orang tewas pada Selasa," kata Ashok Kumar, kepala polisi Uttarakhand pada Selasa (19/10).
“Lima dari korban tewas berasal dari satu keluarga yang rumahnya terkubur oleh tanah longsor besar,” tutur petugas sipil setempat Pradeep Jain.
Tanah longsor lain di Distrik Almora utara menewaskan lima orang setelah batu-batu besar dan dinding lumpur menghancurkan serta menelan rumah mereka.
Departemen Meteorologi India memperpanjang dan memperluas peringatan cuaca pada hari Selasa, memprediksi curah hujan berat hingga sangat deras di wilayah tersebut selama dua hari ke depan.
Kantor cuaca mengatakan beberapa daerah diguyur hujan lebih dari 400 mm pada hari Senin, menyebabkan tanah longsor dan banjir.
Pihak berwenang memerintahkan penutupan sekolah serta melarang semua kegiatan keagamaan dan wisata di negara bagian itu.
Tayangan televisi dan video media sosial menunjukkan penduduk mengarungi air setinggi lutut di dekat danau Nainital, tempat wisata populer, dan Sungai Gangga meluap di Rishikesh.
Lebih dari 100 turis terjebak di dalam sebuah resor di Ramgarh setelah sungai Kosi yang meluap membanjiri beberapa daerah.
Tanah longsor adalah bahaya biasa di Himalaya utara India, tetapi para ahli mengatakan bahwa bencana itu menjadi lebih umum karena hujan menjadi semakin tidak menentu dan gletser mencair.
Para ahli juga menyalahkan pekerjaan konstruksi pada bendungan pembangkit listrik tenaga air dan penggundulan hutan.
Pada bulan Februari, banjir bandang yang ganas melanda lembah terpencil di Uttarakhand, menewaskan sekitar 200 orang. Setidaknya 5.700 orang tewas di sana pada tahun 2013.
Di selatan, sebagian besar Kerala telah dilanda banjir dan tanah longsor sejak akhir pekan lalu, menewaskan sedikitnya 27 orang.
Banyak bendungan di negara bagian itu mendekati tanda bahaya dan pihak berwenang mengevakuasi ribuan orang ke lokasi yang lebih aman saat sungai-sungai besar meluap.
Kantor cuaca India mengatakan hujan lebat akan kembali melanda negara bagian itu dalam dua hari ke depan. (Aiw/Straitstimes/OL-09)
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Dalam satu hari bencana banjir, longsor, pohon tumbang terjadi di 52 Desa di Kabupaten Bogor dan 14 titik di Kota Bogor.
Pemkab Tasikmalaya sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari mulai Senin (30/6) hingga Minggu (14/7) di Kecamatan Taraju dan Kecamatan Salawu.
Akibat bencana, satu warga ditemukan meninggal dan dua orang masih dalam pencarian.
Peristiwa pada Minggu (29/6) sekitar pukul 15.00 WIB itu mengakibatkan dua orang petani bernama Acu, 60, dan Amin, 50, warga Ciomas, masih tertimbun.
“Tim gabungan sudah menyingkirkan semua material yang menutup jalan di Ampelgading. Kini sudah dibuka kembali,”
Ekskavator juga diturunkan lantaran tanah yang menimbun jalan cukup dalam hingga tiang kabel roboh
Camat Salawu, Nandang Haryana mengatakan, hujan deras yang terjadi sejak malam hingga pagi menyebabkan tebing setinggi 20 meter longsor menutup jalan alternatif
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved