Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBUAH kerangka yang ditemukan di kota kuno Romawi Herculaneum, yang hancur bersama Pompeii, saat Gunung Vesuvius meletus, hampir 2 ribu tahun lalu, menawarkan informasi baru mengenai bencana alam itu.
Kerangka pria yang diduga berusia antara 40 dan 45 tahun ditemukan di bawah bebatuan vulkanis, di lokasi yang diduga sebagai garis pantai Herculaneum, sebelum Vesuvius meletus pada tahun 79 yang mendorong garis pantai itu sejauh 500 meter.
Pria itu terlentang, menghadap daratan, kemungkinan memandang lahar yang melahap kota tempat tinggalnya, kata Kepala Taman Arkeologi Herculaneum Francesco Sirano.
"Dia bisa jadi merupakan salah satu anggota tim penyelamat," ungkapnya.
Baca juga: Tiongkok Kirimkan Astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong
Saat Vesuvius meletus, sebuah kapal laut datang memberikan pertolongan. Kapal itu dikomandoi oleh Pliny the Elder. Meski Pliny meninggal dunia dalam operasin penyelamatan itu, aksinya berhasil menyelamatkan ratusan warga setempat.
Namun, tulang-tulang itu juga bisa merupakan milik salah satu pengungsi yang berusaha naik ke sekoci penyelamat.
"Dia bisa jadi adalah salah satu warga yang tidak beruntung yang gagal menyelamatkan diri," ujar Sirano.
Keranka itu ditemukan tertutupi sisa kayu terbakar, termasuk kayu dari bangunan yang menghancurkan tengkoraknya. Tulang-tulangnya juga berwarna merah terang, kemungkinan dari darah.
Arkeolog juga menemukan sisa jaringan dan benda metal, kemungkinan barang pribadi yang dibawanya saat melarikan diri kemungkinan tas, alat kerja, atau senjata.
Kerangka lain telah ditemukan di dan di sekitar Herculaneum selama satu dekade terakhir, termasuk sebuah tengkorak yang disimpan di musuem Roma, diduga sebagai tengkorak Pliny.
Meski lebih kecil dari Pompeii, Herculaneum adalah kota yang lebih kaya dengan arsitektur yang lebih indah. Masih banyak hal yang belum diketahui dari kota itu. (AFP/OL-1)
SETELAH terhenti sejak 1995, kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melanjutkan penelitian arkeologi di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Kamis (16/11).
Tim arkeolog berharap dapat mengungkap keberadaan benteng besar berbentuk segi lima dengan bastion pada masing-masing sudutnya sebagaimana digambarkan J.W. Heydt pada 1744.
UU No 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya di Indonesia mendapat sorotan karena dianggap multitafsir dan tidak aplikatif oleh para ahli.
"Alat-alat itu didesain khusus untuk tugas yang mencakup mengolah kulit dan bulu."
Artefak ditemukan pada potongan mural, berisi tulisan "7 Deer", salah satu nama hari dari total 260 hari kalender Maya. Fragmen ini berisi tulisan Maya kuno angka tujuh dan kepala rusa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved