WHO: Pasokan Vaksin ke Amerika Latin dan Karibia Terancam di Bawah Target

Atikah Ishmah Winahyu
07/10/2021 13:56
WHO: Pasokan Vaksin ke Amerika Latin dan Karibia Terancam di Bawah Target
Ilustrasi(Medcom)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, vaksin covid-19 yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan gagal memenuhi targetnya untuk mengirimkan dosis ke Amerika Latin dan Karibia tahun ini, sebagian karena negara-negara kaya yang membayar lebih, membeli sebagian besar pasokan.

Program Covax global, sumber utama vaksin covid-19 untuk sebagian besar negara di dunia, bertujuan untuk memberikan dosis yang cukup bagi negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk menyuntik 20% warganya tahun ini.

Tetapi Asisten Direktur Pan American Health Organization (Paho), Jarbas Barbosa mengatakan, sebagian besar negara hanya menerima sekitar 30% dari pasokan yang mereka kontrak melalui Covax.

"Produsen tidak memprioritaskan pengiriman ke mekanisme Covax," kata Barbosa pada konferensi pers pada Rabu (6/10).

“Mereka tetap memprioritaskan perjanjian bilateral yang mereka miliki karena dalam perjanjian bilateral ini, vaksin lebih mahal,” imbuhnya.

Negara-negara kaya telah berlomba jauh di depan seluruh dunia dalam tingkat vaksinasi dan terus membeli vaksin karena permintaan untuk suntikan booster meningkat.

WHO mengatakan pekan lalu bahwa hanya sembilan dari 54 negara Afrika yang telah memenuhi tujuan untuk memvaksinasi 10% warganya pada akhir September.

Baca juga : WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin Malaria Pertama untuk Anak

Larangan India untuk mengekspor vaksin telah berkontribusi pada keterlambatan pengiriman vaksin ke bagian lain dunia.

India, produsen obat terbesar di dunia, memberlakukan larangan pada Mei karena tertinggal dalam vaksinasi domestik, tetapi baru-baru ini dikatakan bahwa dengan perluasan produksi dan program inokulasinya sendiri yang semakin cepat, negara itu akan mencabut embargo bulan ini.

Covax berfokus pada pengiriman vaksin ke negara-negara yang telah memvaksinasi kurang dari 10% dari populasi mereka. Di Amerika, itu termasuk Jamaika, Nikaragua dan Haiti.

Dengan goyahnya program Covax, Paho telah membuat kesepakatan terpisah untuk membeli jutaan dosis vaksin dari Sinopharm dan Sinovac Tiongkok, serta AstraZeneca. Tetapi kesepakatan itu masih jauh dari kebutuhan.

Sekitar 37% populasi di Amerika Latin dan Karibia telah divaksinasi sepenuhnya, tetapi akses di kawasan ini sangat tidak merata, Kuba, Chili dan Uruguay adalah salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia.

"Kami terus mendesak negara-negara dengan dosis surplus untuk membaginya dengan negara-negara di kawasan kami, di mana mereka dapat memiliki dampak menyelamatkan nyawa," kata Carissa Etienne, direktur Paho. (Straitstimes/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya