Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

WHO: Kekurangan Vaksin Covid di Afrika Bisa Buat Dunia Kembali ke Titik Awal

Atikah Ishmah Winahyu
17/9/2021 13:12
WHO: Kekurangan Vaksin Covid di Afrika Bisa Buat Dunia Kembali ke Titik Awal
Vaksinasi covid-19 di Afrika Selatan(AFP/PHILL MAGAKOE)

AFRIKA menghadapi kekurangan 470 juta dosis vaksin covid-19 pada tahun ini setelah aliansi Covax memotong pengiriman yang diproyeksikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kondisi ini meningkatkan risiko munculnya varian baru dan mematikan.

Hanya 17% dari populasi benua tersebut akan divaksinasi pada akhir tahun ini, dibandingkan dengan target 40% yang ditetapkan oleh WHO, menurut unit badan global Afrika pada pengarahan mingguan di ibu kota Kongo, Brazzaville.

“Ketidaksetaraan yang mengejutkan dan kelambatan yang parah dalam pengiriman vaksin mengancam mengubah daerah di Afrika menjadi tempat berkembang biak bagi varian yang resisten terhadap vaksin,” kata direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti, Kamis (16/9).

"Ini bisa membuat seluruh dunia kembali ke titik awal," imbuhnya.

Karena kekurangan global, aliansi Covax yang dibentuk untuk memastikan pengiriman vaksin yang adil akan mengirimkan sekitar 150 juta lebih sedikit dosis vaksin ke Afrika dari yang direncanakan.

Mempertimbangkan kekurangan ini, 470 juta dosis vaksin yang sekarang diharapkan di Afrika akan memungkinkan hanya 17% dari populasi untuk dilindungi sepenuhnya.

"Selama negara-negara kaya mengunci Covax dari pasar, Afrika akan kehilangan tujuan vaksinasinya," kata Moeti.

Baca juga: India Pertimbangkan Lanjutkan Ekspor Vaksin ke Afrika

Pengurangan target vaksinasi terjadi ketika Afrika melewati angka delapan juta infeksi minggu ini, menurut WHO. WHO Afrika menuturkan sekitar 95 juta dosis seharusnya diterima di Afrika melalui Covax selama bulan ini. Meskipun pengiriman dimulai kembali, Afrika hanya mampu memvaksinasi 50 juta orang atau 3,6% dari populasinya.

Mekanisme pendanaan internasional Covax seharusnya memungkinkan 92 negara bagian dan teritori yang kurang beruntung untuk menerima vaksin gratis yang didanai oleh negara-negara yang lebih makmur.

Pekan lalu, ia merevisi perkiraannya, menjelaskan kurangnya dosis dengan larangan ekspor, prioritas yang diberikan kepada perjanjian bilateral antara produsen dan negara, penundaan pengajuan aplikasi untuk persetujuan, di antara alasan lainnya.(Straitstimes/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya