Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

AS Angkat Kaki, Taliban Rayakan Kemerdekaan Afghanistan

Atikah Ishmah Winahyu
31/8/2021 14:44
AS Angkat Kaki, Taliban Rayakan Kemerdekaan Afghanistan
Pejuang pasukan khusus Taliban Badri mengambil posisi di bandara, Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8).(AFP/Wakil Kohsar.)

TEMBAKAN perayaan dari Taliban terdengar di seluruh ibu kota Afghanistan pada Senin (30/8) malam saat pesawat angkut militer AS terakhir lepas landas dari bandara Kabul. Pejuang Taliban, yang telah merebut kota itu hanya dua minggu sebelumnya menikmati berakhirnya perang terpanjang AS dan kebangkitan mereka yang sangat cepat ke tampuk kekuasaan.

Dalam pernyataan singkat setelah AS mengumumkan kepergiannya tepat sebelum tengah malam waktu setempat, Juru Bicara Taliban Qari Yusuf mengatakan, "Tentara AS terakhir telah meninggalkan bandara Kabul dan negara kami memperoleh kemerdekaan penuh."

Rekaman dari dalam kota menunjukkan tembakan keras terdengar. Cakrawala terang saat pejuang Taliban menembak ke langit untuk menandai berakhirnya dua dekade kehadiran militer AS. "Lima pesawat terakhir telah pergi, sudah berakhir!" kata Hemad Sherzad, seorang pejuang Taliban yang ditempatkan di bandara internasional Kabul.

Baca juga: Taliban Harap Aksi ISIS Berhenti usai AS Pergi dari Afghanistan

"Saya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya dengan kata-kata. Pengorbanan kami selama 20 tahun berhasil," imbuhnya.

Video yang diambil oleh seorang reporter untuk LA Times menunjukkan pejuang Taliban mengenakan seragam tentara AS memasuki bekas hanggar militer AS di bandara dan memeriksa helikopter. Foto-foto menunjukkan para pejuang mengambil alih bandara dan memeriksa peralatan yang ditinggalkan oleh Amerika. Laporan mengatakan mereka mengamankan perimeter, memindahkan barikade, membuka gerbang bandara, dan membuat inventaris persediaan.

Pada satu titik, para pemimpin Taliban secara simbolis berjalan melintasi landasan pacu, menandai kemenangan mereka. "Dunia seharusnya belajar dan ini adalah momen kemenangan yang menyenangkan," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam siaran langsung yang diunggah oleh seorang militan.

AS mengatakan telah menonaktifkan 27 Humvee dan 73 pesawat serta membuat C-RAMS (Counter Rocket, Artillery and Mortar System) tidak dapat dioperasikan, sehingga tidak dapat digunakan lagi. Militer meninggalkan beberapa peralatan untuk Taliban guna menjalankan bandara, termasuk dua truk pemadam kebakaran, beberapa pemuat front-end dan tangga pesawat.

"Setelah 20 tahun kami mengalahkan Amerika," kata Mohammad Islam, seorang penjaga Taliban di bandara dari provinsi Logar sambil menggendong senapan Kalashnikov. "Mereka telah pergi dan sekarang negara kita bebas."

"Sudah jelas apa yang kami inginkan. Kami menginginkan syariah (hukum Islam), perdamaian, dan stabilitas," imbuhnya.

Baca juga: Penerapan Hukum Syariah Islam di Beberapa Negara

Juru bicara kantor politik Taliban di Qatar, Mohammad Naeem, juga memuji pengambilalihan itu dalam video Selasa pagi. "Terima kasih Tuhan, semua penjajah telah meninggalkan negara kami sepenuhnya."

Di gerbang timur bandara, segelintir orang Afghanistan masih mencoba peruntungan untuk masuk, berharap ada penerbangan. Namun, sampai sekarang, maskapai komersial tidak terbang ke bandara dan masih belum jelas pihak yang akan mengambil alih pengelolaan wilayah udara negara itu.

Beberapa dari mereka yang mencoba masuk ke bandara berasal dari provinsi Kandahar, jantung Taliban di Afghanistan selatan yang menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit dalam perang. Salah satu pria, Hekmatullah, membawa dokumen yang katanya menunjukkan dia bekerja sebagai penerjemah. Hekmatullah mengatakan dia telah menunggu kesempatan untuk pergi selama empat hari. "Tapi sekarang saya tidak tahu peluang yang saya miliki," katanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS akan bekerja sama dengan Turki dan Qatar, tempat operasi diplomatik AS sekarang berada, untuk membantu mereka membangun dan menjalankan kembali bandara Kabul. "Ini akan memungkinkan sejumlah kecil penerbangan charter harian yang merupakan kunci bagi siapa saja yang ingin berangkat dari Afghanistan untuk bergerak maju," katanya.

Dia mengatakan hingga 200 orang Amerika yang ingin pergi telah ditinggalkan. Mereka dan ribuan warga Afghanistan yang putus asa yang tidak bisa keluar harus bergantung kepada Taliban untuk mengizinkan kepergian mereka. "Kami tidak memiliki ilusi bahwa semua ini akan mudah atau cepat," kata Blinken.

Dewan keamanan PBB mengadopsi resolusi pada Senin yang mengharuskan Taliban menghormati komitmen untuk membiarkan orang bebas meninggalkan Afghanistan di hari-hari mendatang dan memberikan akses ke PBB dan lembaga bantuan lain. Tetapi mereka tidak setuju untuk menyerukan pembentukan zona aman di Kabul, seperti yang direncanakan oleh Presiden Prancis Emmanual Macron.

Baca juga: Kedutaan Besar Rusia akan Tetap Beroperasi di Kabul

Taliban telah meminta Turki untuk menangani logistik dan mereka mempertahankan kendali keamanan, tetapi Presiden Recep Tayyip Erdo?an belum menerima tawaran itu. Tidak segera jelas maskapai yang akan setuju untuk terbang masuk dan keluar dari Kabul.

Bandara Kabul sekarang tanpa layanan kontrol lalu lintas udara. pesawat sipil AS dilarang beroperasi di negara itu kecuali diberi izin sebelumnya, kata Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), Senin.

FAA mengatakan bahwa karena kurangnya layanan lalu lintas udara dan otoritas penerbangan sipil yang berfungsi di Afghanistan serta masalah keamanan yang sedang berlangsung, operator sipil AS, pilot, dan pesawat sipil terdaftar AS dilarang beroperasi di ketinggian mana pun di sebagian besar Afghanistan. (The Guardian/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya