Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PARA dokter di India memperingatkan praktik penggunaan kotoran sapi, yang diyakini sejumlah pihak mampu menangkal covid-19. Mereka mengatakan tak ada bukti ilmiah soal efektivitas dan berisiko menyebarkan penyakit lain.
Di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk menutupi tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi. Mereka berharap hal itu dapat meningkatkan kekebalan atau membantu mereka pulih dari virus korona.
Dalam agama Hindu, sapi adalah simbol suci kehidupan dan bumi. Selama berabad-abad, umat Hindu telah menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan ritual doa, karena dipercaya memiliki khasiat terapeutik dan antiseptik.
"Kami melihat, bahkan dokter datang ke sini. Keyakinan mereka adalah terapi ini meningkatkan kekebalan dan mereka dapat pergi serta merawat pasien tanpa rasa takut," kata manajer asosiasi di sebuah perusahaan farmasi Gautam Manilal Borisa, yang mengatakan bahwa terapi itu telah membantunya pulih dari covid-19 tahun lalu.
Sejak saat itu, dia menjadi langganan tetap di Shree Swaminarayan Gurukul Vishwavidya Pratishthanam, sebuah sekolah yang dijalankan oleh biksu Hindu yang terletak tepat di seberang jalan dari markas besar Zydus Cadila di India, yang sedang mengembangkan vaksin covid-19 sendiri.
Saat peserta menunggu kotoran dan campuran urin di tubuh mereka mengering, mereka memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan, dan berlatih yoga untuk meningkatkan energi. Mereka kemudian mandi dengan susu atau buttermilk.
Baca juga: Indonesia Kirim Tabung Oksigen ke India
Dokter dan ilmuwan di India dan di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan perawatan alternatif untuk covid-19, dengan mengatakan ini dapat menimbulkan rasa aman yang salah dan memperumit masalah kesehatan.
"Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran atau urin sapi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap covid-19. Itu sepenuhnya berdasarkan kepercayaan," kata presiden nasional di Indian Medical Association, J.A. Jayalal.
"Ada juga risiko kesehatan yang terlibat dalam mengolesi atau mengonsumsi produk ini yaitu penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia,” tambahnya.
Ada juga kekhawatiran praktik tersebut dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang yang berkumpul dalam kelompok.
Madhucharan Das, yang bertanggung jawab atas penampungan sapi lain di Ahmedabad, mengatakan tempat penampungan tersebut membatasi jumlah peserta.
Pandemi virus korona telah menimbulkan kekacauan di India, dengan 22,66 juta kasus dan 246.116 kematian telah dilaporkan sejauh ini. Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi dari laporan resmi.(Straitstimes/OL-5)
Pada pekan pertama Desember 2024, otoritas Jepang mencatat jumlah kasus influenza baru meningkat menjadi 44.673, meningkat sekitar 20.000 dibandingkan sepekan sebelumnya.
Pemerintah Jepang mewajibkan warganya memakai masker imbas melonjaknya kasus influenza dan Covid-19.
Kadinkes Kota Depok Mary Liziawati mengatakan beberapa hari ini kasus covid-19 di Kota Depok terus mengalami lonjakan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati memandang belum saatnya menerapkan kebijakan Covid-19 berbayar.
Kampanyekan kembali pemakaian masker dan vaksin booster Covid-19 merupakan salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan masyarakat Indonesia.
Derajat kekebalan masyarakat yang mendapatkan vaksinasi ataupun yang pernah terkena covid-19 sebelumnya dan mendapatkan vaksinasi sudah mulai menurun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved