Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
NASA sukses menggelar uji coba penerbangan kedua helikopter Ingenuity di Mars, Kamis (22/4). Ingenuity mengudara selama 52 detik dan mencapai ketinggian 5 meter.
"Sejauh ini, laporan penerbangan dan analisa yang kami terima menunjukkan penerbangan sesuai dengan perkiraan," ujar Bob Balaram, ilmuwan utama Ingenuity dari Jet Propulsion Laboratory di California.
"Kami telah melakukan dua penerbangan di Mars yang berarti masih banyak yang bisa kami pelajari selama beberapa bulan ke depan menggunakan Ingenuity," lanjutnya.
Baca juga: Bumi dalam Kondisi Kritis, PBB Serukan Dunia Berdamai dengan Alam
Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) itu menggelar penerbangan pertama menggunakan helikopter seberat 1,8 kilogram itu pada Senin (19/4), penerbangan pertama di planet lain.
Kala itu, Ingenuity naik hingga ketinggian 3 meter dan kembali ke darat dalam tempo 39,1 detik.
"Di penerbangan kedua, Ingenuity sempat berhenti, melayang, dan mengarahkan kameranya ke berbagai lokasi yang berbeda sebelum kembali ke landasannya," ujar pilot utama Ingenuity Havard Grip.
"Kedengarannya sederhana namun banyak faktor yang tidak diketahui mengenai bagaimana menerbangkan helikopter di Mars," imbuhnya.
Ingenuity mendarat di Mars di dalam kendaraan penjelajah Perseverance, yang mendarat di Plant Merah itu pada 18 Februari dalam misi mencari pertanda kehidupan mikroba di masa lalu.
Adapun misi Ingenuity adalah membuktikan bisa melakukan penerbangan di Mars.
Penerbangan di Mars sangat menantang karena perbedaan antara planet itu dengan Bumi. Perbedaan yang paling utama adalah atmosfer Mars hanya memiliki ketebalan kurang dari 1% Bumi.
Itu berarti baling-baling Ingenuity, yang memiliki panjang 1,2 meter, harus berputara dengan revolusi 2.400 kali per menit agar bisa mengangkasa. Jumlah itu lima kali lipat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan di Bumi. (AFP/OL-1)
Liburan sekolah telah tiba, dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat anak-anak menikmati waktu bebas mereka dengan penuh keceriaan.
NASA kembali mencatat tonggak sejarah eksplorasi Mars dengan mengabadikan momen langka: gunung berapi raksasa Arsia Mons yang menembus lautan awan pagi di planet merah
Melalui wahana Mars Odyssey yang diluncurkan pada tahun 2001, badan antariksa Amerika Serikat ini berhasil mengabadikan citra gunung berapi raksasa di Mars
Setelah bertahun-tahun dianggap jejak aliran air asin, misteri guratan gelap yang kerap muncul di lereng curam Mars akhirnya terkuak.
SpaceX tetap menargetkan misi ke Mars tahun 2026 menggunakan roket Starship versi terbaru.
Misi NASA InSight ungkap struktur dalam Mars—kerak tebal, mantel pasif, dan inti cair besar. Apakah Mars masih aktif secara geologis? Simak hasilnya di sini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved