Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

AI Ungkap Asal Usul Guratan Gelap Mars: Longsoran Debu, Bukan Air

Sandiago
05/6/2025 14:45
AI Ungkap Asal Usul Guratan Gelap Mars: Longsoran Debu, Bukan Air
Gambar satelit dari garis-garis gelap di permukaan Mars.(Nasa)

SETELAH bertahun-tahun dianggap jejak aliran air asin, misteri guratan gelap yang kerap muncul di lereng curam Mars akhirnya terkuak. Analisis mendalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) terhadap lebih dari 86.000 citra resolusi tinggi dari wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) menunjukkan bahwa guratan tersebut bukan disebabkan oleh air, melainkan longsoran debu kering yang dipicu oleh angin dan dinamika permukaan.

Bagaimana AI Menyingkap Tabir Mars

Tim peneliti dari University of Bern dan Brown University memanfaatkan machine learning untuk memetakan hampir 500.000 guratan di permukaan Mars — jumlah terbanyak yang pernah dikatalogkan dalam satu studi. AI dilatih untuk mengenali pola guratan tersebut, lalu hasilnya dibandingkan dengan data lingkungan seperti suhu, kecepatan angin, tingkat hidrasi, dan aktivitas longsor.

“Setelah memetakan secara global, kami mencocokkannya dengan variabel-variabel lingkungan. Tidak ada bukti keberadaan air cair. Sebaliknya, guratan ini berkaitan erat dengan tumpukan debu dan hembusan angin kencang,” jelas Valentin Bickel, peneliti pascadoktoral dari University of Bern.

Temuan Kunci: Guratan Kering, Bukan Basah

Analisis mengungkap guratan paling sering muncul di wilayah berdebu dekat ekuator, tempat angin bertiup kencang dan akumulasi debu tinggi. Tak ada korelasi signifikan dengan suhu atau kelembapan yang bisa mendukung keberadaan air.
Penelitian menyimpulkan, guratan terbentuk karena lapisan debu tipis yang meluncur menuruni lereng curam — bukan oleh aliran air asin atau pencairan es.

“Kami meneliti fitur ini dengan harapan menemukan tanda-tanda air cair, tapi hasilnya justru memperkuat hipotesis bahwa guratan ini berasal dari proses kering,” kata Adomas Valantinas dari Brown University.

Implikasi: Paradigma Baru Eksplorasi Mars

Penemuan ini berpotensi mengubah arah pencarian kehidupan di Mars dan meredam kekhawatiran kontaminasi pada wilayah yang sebelumnya dianggap mengandung air. Selain itu, studi ini menyoroti peran revolusioner AI dalam menjelajahi misteri planet lain — cepat, efisien, dan tanpa biaya misi langsung. (NASA APPEL, 1950.ai, Daily Galaxy, Live Science, Universe Magazine/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya