Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Beijing Diterpa Badai Pasir Ketiga dalam Lima Pekan

Atikah Ishmah Winahyu
16/4/2021 10:26
Beijing Diterpa Badai Pasir Ketiga dalam Lima Pekan
Suasana siang yang tampak gelap dipicu serangan badai pasir melanda Kota Beijing, Tiongkok, Kamis (14/4).(GREG BAKER / AFP)

BADAI pasir besar ketiga dalam lima pekan mengubah langit Kota Beijing, Tiongkok, menjadi berwarna sepia dan membuat kualitas udara di ibu kota Tiongkok tersebut turun drastis.

Badai yang disebabkan oleh angin dari Mongolia dan barat laut Tiongkok yang dilanda kekeringan, mengirimkan tingkat polutan PM10 yang dapat menembus paru-paru hingga 999 mikrogram per meter kubik atau hampir dua kali lipat tahap "berbahaya" yang ditunjukkan oleh indeks kualitas polusi udara Beijing.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa tingkat tidak melebihi 20 mikrogram per meter kubik dalam periode 24 jam.

"Ada hubungan kuantitatif yang erat antara paparan konsentrasi tinggi partikulat kecil (PM10 dan PM2.5) dan peningkatan mortalitas atau morbiditas, baik setiap hari maupun dari waktu ke waktu,” kata WHO.

“Partikel pasir berasal dari Mongolia dan wilayah Tiongkok di Mongolia Dalam, dan angin kencang diperkirakan membawa polutan ke Tiongkok tengah dan timur pada hari Jumat,” kata badan meteorologi Tiongkok.

Jumlah pasir di udara kurang dari itu selama dua badai pasir di Tiongkok utara bulan lalu, tetapi kecepatan angin lebih tinggi, memungkinkan cuaca berdebu untuk bergerak lebih cepat dan lebih jauh, menurut badan meteorologi.

"Saya merasa tidak enak badan. Kami mengalami beberapa badai debu tahun ini,” kata Gary Zi, warga Beijing berusia 48 tahun yang bekerja di sektor keuangan.

“Kualitas (udaranya) jauh lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Bernapas menjadi sulit. Pasir masuk ke mata dan hidungmu,” imbuhnya.

Saat badai melanda Beijing, tim ahli kehutanan dan meteorologi pemerintah tiba di Mongolia Dalam untuk melakukan penelitian terhadap badai pasir.

Delegasi dari wilayah Gansu yang gersang di Tiongkok mengatakan dalam sebuah proposal kepada parlemen bulan lalu bahwa lebih dari setengah dari badai debu yang turun di Tiongkok setiap tahun datang dari luar negeri, terutama dari selatan Mongolia.

Beijing telah menanam jutaan pohon di sepanjang perbatasannya untuk memblokir badai pasir, bagian dari proyek yang dikenal sebagai "Tembok Hijau Besar".

"Saya merasa ini semua adalah akibat perubahan iklim," kata seorang warga Beijing lain sembari menyeka debu dari sepeda motornya di dekat China World Trade Center.

“(Kami) tidak bisa berbuat banyak tentang itu,” imbuhnya. (Aiw/The Guardian/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya