Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Maret, Brasil Catat Angka Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi

Atikah Ishmah Winahyu
01/4/2021 10:13
Maret, Brasil Catat Angka Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi
Jenazah pasien covid-19 dimakamkan di sebuah taman makam di Sao Paulo, Brasil.(AFP/Miguel SCHINCARIOL )

BRASIL menutup bulan Maret yang paling mematikan akibat pandemi covid-19 dengan mencatatkan 66.573 kasus meninggal dunia terkait virus korona.

Ledakan kasus yang parah telah membanjiri banyak rumah sakit di negara itu, memaksa para dokter untuk membuat keputusan yang menyakitkan tentang siapa yang akan diberikan perawatan untuk menyelamatkan nyawanya dan meningkatkan kekhawatiran babak baru dari krisis dapat menyebar ke luar Brasil.

Kementerian kesehatan Brasil mengungkapkan angka kematian pada Maret dua kali lipat lebih banyak dibandingkan bulan pandemi paling mematikan kedua di Brasil pada Juli 2020 yang mencatat 32.881 kematian.

Baca juga: WHO Ingatkan Prokes Jelang Paskah dan Ramadan

"Tidak pernah dalam sejarah Brasil kami melihat satu peristiwa yang membunuh begitu banyak orang dalam satu bulan,” kata Miguel Nicolelis, mantan koordinator tim tanggap pandemi untuk wilayah timur laut Brasil.

“Dengan musim dingin di belahan bumi selatan semakin mendekat dan virus menyebar dengan cepat, Brasil tengah menghadapi badai yang sempurna.”

"Itu merupakan ancaman tidak hanya bagi Brasil tetapi juga bagi seluruh dunia," imbuhnya.

Angka rata-rata korban tewas harian di Brasil telah meningkat lebih dari empat kali lipat sejak awal tahun, menjadi 2.976 pada minggu ini, yang tertinggi sejauh ini di seluruh dunia.

Korban tewas dalam 24 jam yang dilaporkan oleh kementerian kesehatan Brasil, Rabu (31/3), juga mencatat rekor baru mencapai 3.869 orang.

Pakar kesehatan mengatakan lonjakan kasus baru-baru ini sebagian didorong oleh varian lokal virus yang dikenal sebagai P1.

Diyakini lebih menular, P1 dapat menginfeksi kembali orang-orang yang sebelumnya terinfeksi jenis virus asli, dan telah menyebar ke lebih dari puluhan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris dan Jepang.

Selama pandemi terus merajalela di Brasil, ada risiko lebih banyak varian muncul di negara itu, menurut para peneliti.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menuai kritik yang meningkat atas penanganannya terhadap pandemi.

Resistensi pemimpin sayap kanan itu terhadap lockdown, masker, dan vaksin telah menyebabkan covid-19 merenggut lebih dari 321.000 nyawa di Brasil, terbanyak kedua di dunia setelah AS.

Di bawah tekanan dari sekutu di Kongres dan dunia bisnis, Bolsonaro melantik menteri kesehatan keempat pandemi minggu lalu, menggantikan Eduardo Pazuello seorang jenderal militer tanpa pengalaman medis dengan ahli jantung Marcelo Queiroga.

Presiden berusaha menunjukkan bahwa dia menangani pandemi dengan serius, dengan meluncurkan komite krisis. Namun, dia kembali ke pesan antilockdown pada pertemuan pertama komite, Rabu (31/3).

"Kita tidak akan menyelesaikan masalah dengan tinggal di rumah," katanya, bertentangan dengan menteri kesehatan barunya, yang baru saja mendesak warga Brasil untuk menerapkan jaga jarak.

Bolsonaro berpendapat, kerusakan ekonomi dari penguncian lebih buruk daripada virus itu sendiri, sebuah sikap yang telah membuat pemerintah negara bagian dan lokal menerapkan tambal sulam kebijakan pandemi yang berantakan.

Di samping itu, Brasil sedang berjuang mendapatkan dosis vaksin yang cukup, masih jauh dari target kementerian kesehatan untuk mengimunisasi seluruh populasi orang dewasa pada akhir tahun.

Brasil, saat ini, menggunakan dua vaksin covid-19 yakni dari Oxford-AstraZeneca dan CoronaVac yang dikembangkan Tiongkok, keduanya membutuhkan dua suntikan.

Sekitar 8% populasi telah menerima dosis pertama dan 2,3% yang kedua.

Regulator kesehatan, Rabu (31/3), memberikan persetujuan darurat untuk vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson, tetapi 38 juta dosis yang telah dibeli Brasil baru akan mulai tiba pada Agustus mendatang.

"Kami berada pada saat terburuk pandemi dan indikasi April akan sangat buruk juga," kata ahli epidemiologi dari Universitas Federal Espirito Santo. Ethel Maciel.

"Yang terburuk belum datang," ujarnya.

Tempat tidur bagi pasien covid-19 di unit perawatan intensif lebih dari 90% penuh di 18 dari 27 negara bagian Brasil, dan tujuh negara bagian lainnya mendekati tingkat itu.

Setidaknya 230 pasien dengan kasus terduga atau dikonfirmasi covid-19 meninggal menunggu tempat tidur di perawatan intensif di Sao Paulo bulan ini, menurut TV Globo.

Beberapa negara telah mulai menerapkan protokol untuk memutuskan pasien mana yang mendapatkan perawatan ICU, memprioritaskan mereka yang paling mungkin untuk bertahan hidup.

"Kami berada dalam situasi yang sangat tragis," kata Maciel. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya