Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Bolsonaro Rombak Kabinet

Nur Aivanni
30/3/2021 09:52
Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Bolsonaro Rombak Kabinet
Presiden Brasil Jair Bolsonaro(AFP/EVARISTO SA)

PRESIDEN Brasil Jair Bolsonaro, Senin (29/3), merombak pemerintahannya dengan mengubah enam anggota kabinet, termasuk menteri luar negeri, pertahanan, dan kehakiman, ketika pemimpin sayap kanan itu menghadapi tekanan yang meningkat terkait gelombang mematikan covid-19.

Bolsonaro telah mendapat reaksi keras terkait penanganannya terhadap pandemi di Brasil, yang rata-rata jumlah kematian harian hampir empat kali lipat sejak awal tahun menjadi lebih dari 2.600.

Perombakan tersebut terjadi seminggu setelah Bolsonaro mengganti mantan Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello, seorang jenderal militer yang tidak memiliki pengalaman medis, dengan ahli jantung Marcelo Queiroga.

Baca juga: Pemerintah Lambat, Atlet Rep Ceko Buat Pusat Vaksinasi Sendiri

Sementara spekulasi telah beredar bahwa Bolsonaro akan memecat menteri luar negeri Ernesto Araujo, yang menghadapi kritik atas masalah pemerintah dalam mengamankan lebih banyak vaksin covid-19, banyak perubahan lain yang mengejutkan.

Presiden menunjuk Jenderal Luiz Eduardo Ramos sebagai kepala staf barunya, diplomat karier Carlos Franca sebagai menteri luar negeri, Jenderal Walter Souza Braga Netto sebagai menteri pertahanan, dan komandan polisi Anderson Torres sebagai menteri kehakiman.

Dia juga menunjuk seorang jaksa agung baru, Andre Mendonca, dan sekretaris pemerintah, Anggota Kongres Flavia Arruda - perempuan ketiga dalam kabinetnya yang beranggotakan 22 orang.

Dua dari mantan anggota kabinet - Menteri Pertahanan Fernando Azevedo e Silva dan Menteri Luar Negeri Araujo - telah menduduki jabatan mereka sejak Bolsonaro menjabat pada Januari 2019. Digantinya Azevedo e Silva tidak terduga dan spekulasi pun beredar terkait alasan pencopotannya.

Bolsonaro telah melakukan pembersihan, di tengah ketidakpuasan yang meningkat - termasuk dari sekutu di sektor bisnis - atas penanganannya terhadap pandemi yang kini telah merenggut lebih dari 312.000 nyawa di Brasil, jumlah kematian tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

"Pemerintah sangat rapuh, seperti yang ditunjukkan oleh ketidakstabilan di tingkat atas," kata Mauricio Santoro dari Rio de Janeiro State University (UERJ). "Aman untuk mengatakan bahwa ada krisis dalam pemerintahan."

Bolsonaro, yang telah lama membantah nasihat ahli tentang covid-19, sekarang tampaknya takut serangannya terhadap penguncian, penggunaan masker dan terutama mengenai vaksin dapat menjadi hambatan dalam kampanye di tahun depan. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya