Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KORBAN tewas akibat ledakan yang mengguncang sebuah kamp militer di Guinea Ekuatorial dan daerah sekitarnya meningkat tajam menjadi 98 orang, sementara ratusan lainnya luka-luka. Ledakan pada hari Minggu, yang melibatkan stok amunisi dan bahan peledak di kamp di Bata, menghancurkan bangunan di kompleks tersebut dan rumah-rumah di daerah pemukiman sekitarnya.
"Saat ini kami menyayangkan 98 orang tewas dan 615 luka-luka," tulis Wakil Presiden Teodoro Nguema Obiang Mangue di akun Twitter-nya.
Jumlah korban sebelumnya yang dilaporkan oleh televisi pemerintah mencapai 30 tewas dan 600 luka-luka. Televisi pemerintah telah menayangkan gambar-gambar yang mirip dengan zona perang, di mana para pekerja penyelamat dan warga sipil berjuang untuk mengeluarkan mayat dari reruntuhan yang berasap.
"Tiga anak kecil yang masih hidup dibawa ke rumah sakit," katanya.
Di sebuah rumah sakit di Bata, banyak korban terluka yang sebagian tergeletak di lantai, mendapat pertolongan pertama. Serangkaian empat ledakan besar terjadi pada Minggu sore, menghantam kamp Nkoa Ntoma, yang menampung pasukan khusus dan polisi serta keluarga mereka, juga rumah-rumah di dekatnya. Presiden Teodoro Obiang Nguema menyebut kecelakaan itu disebabkan akibat pembakaran tunggul oleh petani lokal dan pengawasan lalai dari depot amunisi kamp.
"Paman saya, yang merupakan petugas di kamp, baru saja menelepon untuk mengatakan bahwa pagi ini dia menemukan mayat lima anggota keluarganya yang terbakar total," kata seorang warga Bata, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Kami belum tidur sepanjang malam, rumah-rumah terbakar sepanjang malam dan kami terus mendengar ledakan kecil," ujar warga lainnya, Teodoro Nguema.
"Siapa pun yang tinggal dalam radius dua hingga empat kilometer (1,2 hingga 2,5 mil) dari ledakan tersebut tidak dapat kembali ke rumah,” tambahnya.
baca juga: Ledakan Besar di Guinea Ekuatorial Tewaskan Belasan Orang
Bata adalah rumah bagi 800.000 dari 1,4 juta penduduk Guinea Ekuatorial yang sebagian besar hidup dalam kemiskinan meskipun negara itu kaya minyak dan gas. Dalam keterangannya, Obiang mengatakan kota Bata menjadi korban kelalaian tim yang bertugas menjaga simpanan dinamit, bahan peledak, dan amunisi.
"(Ini) terbakar karena bara api yang disebabkan oleh pembakaran tunggul di ladang oleh petani, yang akhirnya menyebabkan serangkaian ledakan," ujarnya.
Kementerian pertahanan mengatakan ledakan yang disebabkan oleh amunisi kaliber berat menyebabkan gelombang kejut yang benar-benar menghancurkan banyak rumah di dekatnya. (CNA/OL-3)
Tabung gas berasal dari Citeureup, Kabupaten Bogor. Rencananya tabung gas akan dikirim ke Desa Pesawahan di Kecamatan Takokak Kabupaten Cianjur.
Meledaknya tabung gas mengakibatkan sembilan orang menjadi korban. Dua orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.
Pemilik rumah bernama Tedi beserta istri dan keluarganya dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka bakar.
Bawaslu juga bakal meningkatkan kewaspadaan dengan meningkatkan koordinasi sebagai bentuk pencegahan.
Petugas telah melakukan upaya pemadaman di lokasi ledakan, yakni SPBU MT Haryono, Jakarta. Pertamina tengah menyelidiki penyebab ledakan.
Yusri mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan tim Gegana Polda Metro Jaya diketahui ledakan dipicu oleh tabung gas yang bocor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved