Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Junta Militer Myanmar Tuntut 6 Jurnalis

Nur Aivanni
03/3/2021 16:08
Junta Militer Myanmar Tuntut 6 Jurnalis
Polisi menangkap jurnalis Myanmar di Yangon pada 27 Februari 2021.(Ye Aung THU / AFP)

OTORITAS militer Myanmar telah menuntut seorang fotografer Associated Press dan lima jurnalis lainnya atas liputan aksi protes anti-kudeta. Hal itu disampaikan oleh pengacara mereka pada Rabu.

Fotografer AP Thein Zaw, 32, ditangkap pada Sabtu saat dia meliput demonstrasi di pusat komersial Myanmar Yangon.

Baca juga: Dijatuhkan Sanksi Baru, Rusia Minta AS tidak Main Api

Negara itu gempar sejak 1 Februari, ketika tentara menahan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin sipil lainnya. Hal tersebut mengakhiri percobaan singkat Myanmar dengan demokrasi dan memicu aksi protes di mana-mana.

Pengacara Thein Zaw mengatakan dia dan lima jurnalis Myanmar lainnya telah didakwa berdasarkan undang-undang karena menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu atau mengganggu pegawai pemerintah secara langsung atau tidak langsung.

Junta militer mengubah undang-undang tersebut bulan lalu, untuk meningkatkan hukuman maksimal dari dua tahun menjadi tiga tahun penjara.

Ko Thein Zaw, kata pengacaranya Tin Zar Oo, hanya melaporkan sejalan dengan undang-undang kebebasan pers - dia tidak melakukan aksi protes, dia hanya melakukan pekerjaannya. Dia menambahkan bahwa keenamnya ditahan di penjara Insein di Yangon.

Lima jurnalis lainnya berasal dari Myanmar Now, Myanmar Photo Agency, 7Day News, Zee Kwet Online news dan seorang freelancer, menurut AP.

Wakil presiden berita internasional AP Ian Philips menyerukan agar Thein Zaw segera dibebaskan.

"Jurnalis independen harus diizinkan untuk melaporkan berita dengan bebas dan aman tanpa takut akan pembalasan," katanya. "AP mengutuk dengan tegas penahanan sewenang-wenang Thein Zaw," tambahnya.

Sejak kudeta, pihak berwenang terus meningkatkan taktik mereka melawan pengunjuk rasa anti-militer, dengan mengerahkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet, serta peluru tajam.

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 1.200 orang telah ditangkap sejak kudeta, dengan sekitar 900 orang masih di balik jeruji besi atau menghadapi dakwaan.

Tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi - media yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa pada Minggu saja ada lebih dari 1.300 orang ditangkap.

AAPP mengatakan bahwa 34 wartawan termasuk di antara mereka yang ditahan, dengan 15 orang sejauh ini telah dibebaskan.

"Penindasan ini menghalangi arus informasi dan berita yang akurat," kata AAPP. Wartawan, sambungnya, menjadi sasaran serangan kekerasan meskipun memiliki kredensial yang jelas. (AFP/OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya