Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Protes Kudeta, Ribuan Warga Myanmar Kembali Berdemo

Atikah Ishmah Winahyu
17/2/2021 14:05
Protes Kudeta, Ribuan Warga Myanmar Kembali Berdemo
Demonstran yang menolak kudeta militer terpantau memenuhi ruas jalan utama di Yangon, Myanmar.(AFP)

RIBUAN orang berunjuk rasa di Yangon, Myanmar, pada Rabu (17/2) waktu setempat. Tujuan mereka masih sama, yakni menolak kudeta militer di tengah bertambahnya pasukan di berbagai wilayah.

"Kami harus berjuang sampai akhir. Kami perlu menunjukkan persatuan dan kekuatan kami untuk mengakhiri kekuasaan militer," tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun.

Mereka menyuarakan keraguan atas janji junta dalam konferensi pers pada Selasa lalu. Disebutkan bahwa akan ada pemilihan yang adil, serta menyerahkan kembali kekuasaan kepada Aung San Suu Kyi.

Baca juga: PBB Peringatkan Militer Myanmar tidak Serang Demonstran

"Mari kita bergerak secara massal. Mari kita tunjukkan kekuatan kita melawan pemerintahan kudeta, yang menghancurkan masa depan pemuda, masa depan negara kita," pungkas Kyi Toe, anggota senior partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD.

Kudeta yang mempersingkat transisi Myanmar menuju demokrasi telah memicu demonstrasi setiap hari sejak 6 Februari lalu. Pengambilalihan kekuasaan juga menuai kecaman keras dari negara-negara Barat.

Protes terbaru datang dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Di lain sisi, Tiongkok mulai melunak terhadap kudeta yang dilakukan militer Myanmar.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dijatuhi Dakwaan Baru, Dunia Mengecam

Di kota utama Yangon dan wilayah lainnya, pengendara menanggapi ‘kampanye mobil mogok’ yang menyebar di media sosial. Mereka menghentikan mobil di jalan untuk memblokir truk polisi dan militer.

Ratusan orang telah ditangkap oleh tentara sejak kudeta. Rata-rata penangkapan dilakukan saat penggerebekan malam hari. Mereka yang ditangkap termasuk pemimpin senior NLD. Militer juga memutus akses internet pada malam hari, sehingga menambah kekhawatiran publik.

Kelompok Bantuan Asosiasi Tahanan Politik Myanmar mengatakan lebih dari 450 orang ditangkap sejak kudeta. Militer Myanmar merebut kekuasaan dengan tuduhan adanya kecurangan dalam pemilihan umum tahun lalu.(France24/OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya