Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
JENDERAL penguasa Myanmar, pada Kamis, mengisyaratkan memudarnya kesabaran terhadap aksi protes nasional atas pengambilalihan kekuasaan oleh militer, dengan memerintahkan demonstran untuk kembali bekerja atau menghadapi tindakan efektif.
Peringatan tersebut muncul setelah unjuk rasa anti-kudeta yang berlangsung selama enam hari berturut-turut yang mengutuk penggulingan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Pada Kamis malam, Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing yang sekarang memegang kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif, menyerukan agar pegawai negeri kembali bekerja setelah beberapa hari melakukan aksi mogok nasional.
"Karena hasutan oknum, beberapa aparatur sipil negara gagal menjalankan tugasnya," katanya dalam sebuah pernyataan. "Tindakan efektif akan diambil," tambahnya.
Sejak kudeta pada 1 Februari, telah terjadi kemarahan dan pembangkangan, yang menyerukan pembebasan Suu Kyi dan tokoh senior lainnya yang ditahan dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi.
Baca juga : RI-Qatar Dorong Kemajuan Proses Perdamaian di Afghanistan
Demonstran kembali berunjuk rasa dengan damai pada Kamis di Naypyidaw serta Yangon, kota terbesar dan pusat komersial, dengan puluhan ribu orang membanjiri jalan-jalan.
"Jangan pergi ke kantor," teriak sekelompok pengunjuk rasa di luar bank sentral Myanmar di Yangon, bagian dari upaya mendesak orang-orang untuk memboikot pekerjaan dan menekan junta militer.
"Kami tidak melakukan ini selama seminggu atau sebulan. Kami bertekad untuk melakukan ini sampai akhir ketika (Suu Kyi) dan Presiden U Win Myint dibebaskan," kata seorang pegawai bank yang melakukan aksi protes, kepada AFP.
Yang bergabung dalam aksi protes itu adalah puluhan dari komunitas etnis Karen, Rakhine, dan Kachin. "Kelompok etnis bersenjata dan orang-orang etnis kami harus bergabung bersama untuk melawan kediktatoran militer," kata Saw Z Net, seorang pengunjuk rasa dari etnis Karen, kepada AFP. (AFP/OL-7)
LEBIH dari 500 orang terdiri dari warga sipil dan tentara Myanmar melarikan diri ke wilayah Thailand pada Sabtu (13/7) setelah terjadi serangan oleh kelompok etnis bersenjata.
ANGGOTA Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menyatakan pemerintah tak perlu menggunakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk membebaskan WNI selebgram yang ditahan di Myanmar.
Kemenlu tengah menangani kasus hukum yang menimpa seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial AP, yang ditangkap oleh otoritas Myanmar pada 20 Desember 2024.
KETUA DPR RI Puan Maharani mendesak pemerintah untuk segera memberikan bantuan dan perlindungan kepada seorang selebgram asal Indonesia yang ditahan oleh otoritas Myanmar.
Abraham Sridjaja mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membebaskan selebgran asal Indonesia yang ditahan oleh pemerintah Myanmar.
Pengumuman disampaikan Trump lewat maklumat presiden dan disertai pernyataan dalam bentuk video.
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved