Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARTAI Demokrat diketahui tengah berupaya memakzulkan Presiden AS Donald Trump karena dinilai telah mendorong aksi penyerangan di gedung Capitol beberapa waktu lalu. Menanggapi rencana pemakzulannya, dengan santai mengatakan bahwa Amandemen ke-25 tidak berisiko baginya.
"Amandemen ke-25 tidak berisiko bagi saya," katanya saat berkunjung ke Alamo, Texas.
"Tapi itu akan kembali menghantui Joe Biden dan pemerintahan Biden. Seperti ungkapannya, berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan," imbuhnya.
Ketika ditanya langsung apakah dia akan mengundurkan diri dengan hanya sembilan hari tersisa di kantor, Trump berkata, "Saya tidak menginginkan kekerasan."
Trump menuding dirinya sebagai korban, menyebut pemakzulan sebagai kelanjutan dari ‘perburuan penyihir terbesar dalam sejarah politik’.
“Saya pikir itu menyebabkan kemarahan yang luar biasa,” imbuhnya.
baca juga: Trump-Pence kembali Galang Kekuatan
Selain itu, Trump juga menyesalkan aksi massa yang menyerbu Capitol dan menghancurkan gedung pemerintahan, mengungkapkan rasa hormatnya terhadap sejarah dan tradisi Amerika.
“Kami percaya dalam menghormati sejarah dan tradisi Amerika, bukan menghancurkannya. Kami percaya pada aturan hukum, bukan pada kekerasan atau kerusuhan," tandasnya. (Aiw/The Guardian/Nytimes)
Demokrasi saat ini sudah tidak jelas, tidak proporsional. Seharusnya dari demokrasi yang sehat muncul supremasi hukum yang kuat, tetapi hal itu tak terjadi.
Anggota Kongres AS dari Partai Republik Liz Cheney mengaku akan memilih untuk mendakwa presiden karena telah menghasut serangan di gedung Capitol, pekan lalu.
Wakil Presiden AS Mike Pence menolak Amandemen ke-25 untuk mencopot Donald Trump dari jabatannya sebagai presiden AS.
Sidang Senat AS Donald Trump akan dimulai pada minggu kedua Februari, beberapa hari setelah kasus pemakzulan baru terhadap mantan presiden dikirim oleh DPR.
Manajer pemakzulan DPR akan membuka tuntutan mereka terhadap Donald Trump atas kasus hasutan pemberontakan yang menimbulkan serangan di Capitol AS
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved