Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Mantan Kepala Staf Gedung Putih Dukung Pencopotan Trump

Atikah Ishmah Winahyu
08/1/2021 08:48
Mantan Kepala Staf Gedung Putih Dukung Pencopotan Trump
Mantan Kepala Staf Gedung Putih John Kelly(AFP/MANDEL NGAN )

MANTAN Kepala Staf Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri, John Kelly mengatakan akan mencopot Trump dari jabatannya jika dia masih di kabinet.

“Kabinet harus bertemu dan berdiskusi,” seru Kelly.

“Satu hal yang harus kita lakukan untuk kita di sini, adalah hanya 13 hari lagi,” imbuhnya.

Baca juga: Dianggap Picu Kekerasan, Facebook Lanjutkan Pembekuan Akun Trump

Kelly yang sering berselisih dengan presiden selama menjadi kepala staf, menggambarkan Trump sebagai orang yang memiliki beberapa masalah karakter yang serius.

"Anda tidak akan bertahan dengan mengatakan yang sebenarnya kepada presiden ini, untuk waktu yang lama," tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer telah menyerukan amandemen ke-25 untuk mencopot presiden dari jabatannya. Tetapi hal itu tampaknya tidak mungkin terjadi, mengingat sejumlah menteri di kabinet adalah loyalis Trump.

Pelosi meminta Wakil Presiden Mike Pence untuk segera memulai pemecatan Presiden Donald Trump.

Menurutnya, Trump adalah ancaman yang menghasut negara sehingga dia tidak dapat dipercaya untuk menyelesaikan, bahkan dua minggu terakhir masa jabatannya.

"Ini mendesak, ini adalah keadaan darurat yang paling besar," kata Pelosi kepada wartawan di Capitol, satu hari setelah pendukung Trump menyerbu kompleks tersebut.

Pelosi mengatakan, jika Pence tidak mengambil tindakan, Demokrat dapat dengan cepat bertindak untuk menggulingkan Trump dari jabatannya dan tidak menutup kemungkinan akan membatalkan reses yang direncanakan minggu depan dan membawa DPR kembali ke sidang.

Demokrat dapat dengan cepat membuat komisi untuk memulai proses penggulingan Trump melalui Amandemen ke-25 atau mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memakzulkan presiden yang duduk untuk kedua kalinya dalam satu masa jabatan.

“Meskipun hanya tersisa 13 hari, setiap hari bisa menjadi pertunjukan horor bagi Amerika,” tegasnya. (OL-1/The Guardian/Politico)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya