Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hasil Akhir: Kemanjuran Vaksin Covid-19 Moderna 94,1%

Nur Aivanni
01/12/2020 09:02
Hasil Akhir: Kemanjuran Vaksin Covid-19 Moderna 94,1%
Foto ilustrasi yang menampilkan botol bertuliskan vaksin covid-19 dengan logo Moderna.(AFP/JOEL SAGET)

HASIL akhir uji coba vaksin covid-19 Moderna mengonfirmasi bahwa vaksin itu memiliki kemanjuran 94,1% dan tidak ada orang yang divaksinasi mengalami sakit yang parah.

"Analisa primer yang positif ini menegaskan kemampuan vaksin kami untuk mencegah penyakit covid-19 dengan kemanjuran 94,1% dan, yang terpenting, kemampuan mencegah penyakit covid-19 yang parah," kata CEO Moderna Stephane Bancel, dikutip dari The Guardian.

Perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut mengajukan data tersebut ke regulator di AS, Eropa, dan Inggris untuk mendapatkan izin darurat. Moderna berharap Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mempertimbangkannya pada pertemuan pada 17 Desember.

Baca juga: PM Kroasia Positif Covid-19

Inggris telah membeli 7 juta dosis vaksin, 5 juta saat Moderna mengumumkan hasil sementara dari kemanjuran 94,5%, dan 2 juta lagi pada pekan lalu.

Meskipun perusahaan telah melakukan kesepakatan di seluruh dunia, AS akan mendapatkan akses terlebih dahulu.

Moderna mengatakan pihaknya berharap memiliki 20 juta dosis vaksin yang siap digunakan di AS pada akhir tahun ini.

Moderna mengatakan akan memproduksi 500 juta hingga 1 miliar dosis secara global pada 2021.

Moderna menjadi perusahaan ketiga yang menyampaikan data mereka ke regulator untuk disetujui, setelah Pfizer dan Universitas Oxford/AstraZeneca.

Vaksin Moderna dikatakan stabil selama sebulan pada suhu lemari es biasa setelah keluar dari freezer. Tetapi, biayanya akan mahal di banyak bagian dunia. Pada Agustus, perusahaan mengatakan mereka mengenakan biaya US$32 (sekitar Rp451 ribu) hingga US$37 (sekitar Rp521 ribu) per dosis.

Analisa fase 3 Moderna melibatkan 30 ribu orang di AS, setengahnya diberi vaksin dan setengahnya lagi menerima plasebo, dan 196 di antaranya jatuh sakit. Tiga puluh orang menjadi sakit parah dan satu meninggal, tetapi mereka berasal dari kelompok yang tidak diberi vaksin Moderna.

Uji coba tersebut melibatkan sejumlah besar orang dalam kelompok paling berisiko, dengan 7.000 orang berusia di atas 65 tahun dan lebih dari 5.000 orang yang lebih muda dengan penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas parah, dan penyakit jantung.

Studi tersebut melibatkan 11.000 orang dari komunitas etnik kulit hitam, Asia, dan minoritas, kata perusahaan itu, yaitu 37%, proporsi yang sama dengan populasi AS.

Ada 33 orang dewasa yang lebih tua dan 42 orang dari latar belakang etnik kulit hitam, Asia, dan minoritas dalam analisa akhir.

Perusahaan mengatakan tidak ada efek samping yang serius. Yang paling umum terjadi adalah sakit lengan, sakit kepala dan kelelahan.

Dikutip dari Channel News Asia, hasil kemanjuran terbaru Moderna sedikit lebih rendah daripada analisa sementara yang dirilis pada 16 November dengan efektivitas 94,5%.

Menurut Kepala Medis Moderna Tal Zaks, perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik. (The Guardian/CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya