Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
NEGARA anggota Kelompik 20 Ekonomi Utama (G20) menyepakati komitmen untuk melawan perubahan iklim dengan aksi kolektif melalui Circular Carbon Economy (ekonomi karbon sirkular).
Hal tersebut disampaikan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Riyadh 2020, Minggu (22/11).
Arab Saudi, yang menjabat keketuaan G20 tahun ini, menyatakan pihaknya telah mengadvokasi inisiatif CCE dalam rangka mengurangi emisi karbon dunia dengan 4R yakni reduce, reuse, recycle, remove (mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, menghapuskan).
"4R mencakup pendekatan yang holistik, terintegrasi, dan pragmatik--yang menghargai semua pilihan untuk mengelola emisi di semua sektor," kata Pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam pidato KTT G20 Riyadh 2020 hari kedua, Minggu (22/11) malam WIB.
Raja Salman juga menyatakan Arab Saudi hendak meluncurkan Program Nasional Ekonomi Karbon Sirkular yang akan mengonsolidasi serta mempercepat aksi dalam mewujudkan perekonomian berkelanjutan.
"Kami meminta negara-negara lain untuk bekerja bersama kami demi membantu mencapai tujuan dari program ini, yakni menanggulangi perubahan iklim seiring dengan terus menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan manusia," ujar Raja Salman.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Pulau Pari Banjir Rob Dua Kali Setahun
Sejumlah pemimpin negara anggota G20 lainnya juga menyampaikan pidato dalam sesi yang sama mengenai dukungan terhadap CCE yang menyasar cara-cara melawan perubahan iklim, baik yang akan maupun telah dilakukan oleh masing-masing negara.
"Menanggulangi perubahan iklim bukanlah suatu pembatasan terhadap pertumbuhan ekonomi. Justru kita perlu menyesuaikan pola pikir kita dengan peralihan paradigma bahwa transformasi struktur industri juga ekonomi dan masyarakat kita, mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang dinamis," ucap Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
"Perubahan iklim tidak dapat ditangani secara sendirian, melainkan dalam suatu langkah yang terintegrasi, komprehensif, dan menyeluruh. Ini adalah saat yang tepat untuk lebih meningkatkan penelitian dan inovasi atas teknologi baru dan berkelanjutan. Kita harus melakukannya dengan semangat kerja sama dan kolaborasi," imbuh Perdana Menteri India Narendra Modi.(Ant/OL-5)
Bagi korporasi, penerapan konsep environmental, social, and governance (ESG) menjadi hal yang semakin penting untuk bisa diimplementasikan.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved