Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

IS Klaim Penikaman Perwira Militer di Tunisia

Faustinus Nua
08/9/2020 06:15
IS Klaim Penikaman Perwira Militer di Tunisia
Anggota Garda Nasional Tunisia ambil bagian dalam upacara pemakaman rekan mereka yang tewas dalam penusukan yang diklaim oleh IS.(AFP/Bechir TAIEB)

ISLAMIC State (IS), Senin (7/9), mengaku bertanggung jawab atas insiden penusukan di Tunisia, sehari sebelumnya, yang menewaskan seorang perwira garda nasional dan melukai lainnya.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di laman daring propaganda IS, Amaq, IS menyebut pejuang mereka telah melakukan serangan pada Minggu (6/9) di kota pesisir Tunisia, Sousse.

Klaim tersebut muncul setelah pihak berwenang Tunisia mengumumkan penangkapan tujuh orang yang diduga terlibat serangan mematikan itu.

Baca juga: Polisi Inggris Tangkap Pria Terduga Penikaman Massal

Juru bicara garda nasional Housameddine Jbabli, Senin (7/9), mengatakan kepada Radio Shems bahwa tujuh tersangka ditahan otoritas antiterorisme. Pasukan Tunisia juga menembak mati tiga tersangka penyerangan itu.

Di antara tujuh orang yang ditahan, terdapat istri dari salah satu penyerang yang tewas dan dua saudara laki-lakinya.

Jbabli menyampaikan penyelidikan awal menunjukkan para penyerang telah mengembangkan hubungan dengan jaringan asing secara daring untuk mencari tahu cara membuat bahan peledak.

Adapun, Sousse, kota wisata yang menjadi target serangan itu merupakan lokasi ekstremis paling mematikan di Tunisia pada 2015. Saat itu, terjadi pembantaian yang menewaskan 38 orang, kebanyakan dari mereka turis Inggris. Sehingga, serangan itu memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata Tunisia, pilar ekonomi negara Afrika Utara.

Pada 2015, terjadi tiga serangan besar mematikan yang diklaim kelompok IS. Serangan di museum ibu kota Bardo pada Maret menewaskan 21 turis asing dan seorang penjaga keamanan. Kemudian, diikuti tiga bulan setelahnya dengan penembakan di Sousse, yang menewaskan 38 turis.

Pada November 2015, ledakan bom di sebuah bus di pusat kota Tunis menewaskan 12 pengawal presiden.

Serangan di Tunisia sudah terjadi sejak revolusi rakyat pada 2011. Serangan jihadis telah menewaskan puluhan personel keamanan, warga sipil, dan turis asing. Serangan bunuh diri pun terjadi terhadap pasukan keamanan yang melindungi kedutaan AS di Tunis.

Meski situasinya telah membaik secara signifikan sejak 2015, Tunisia tetap dalam keadaan darurat. Serangan terhadap pasukan keamanan terus berlanjut, terutama di daerah terpencil di sepanjang perbatasan dengan Aljazair. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya