Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMIMPIN pemberontakan, Selasa (19/8), menyampaikan bahwa Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse telah ditahan. Hal itu memicu kekhawatiran terjadinya kudeta lantaran sejumlah sumber menyebut kediaman pribadi Keita tengah dikepung.
"Kami dapat memberitahu Anda bahwa presiden dan perdana menteri berada di bawah kendali kami," kata pemimpin pemberontak yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.
Dua sumber keamanan mengonfirmasi bahwa Keita memang telah ditahan. Hal itu menyusul kekacauan yang terjadi di negara itu dengan adanya demonstrasi antipemerintah besar-besaran yang menyerukan presiden mundur dari jabatannya.
Baca juga: Semarak HUT RI di Pesisir Timur Afrika
Reporter France24 di Afrika, Nicolas Germain, membenarkan penahanan presiden dan perdana menteri Mali. Sebab, tentara Mali yang bermarkas di Kati, Selasa (18/8), juga menahan perwira militer senior.
Sebelumnya, seorang petugas di Kementerian Keamanan Dalam Negeri Mali, menggambarkan situasi yang kacau itu.
"Pejabat ditangkap, ini benar-benar membingungkan," katanya.
Di ibu kota Mali, Bamako, yang berdekatan dengan Kati, pegawai pemerintah telah meninggalkan kantor mereka ketika orang-orang bersenjata mulai menahan para pejabat. Di antaranya adalah Menteri Keuangan Mali Abdoulaye Daffe.
Adapun, gelombang demonstrasi yang terus meluas telah memicu tanggapan dunia internasional. Presiden Keita, yang terpilih secara demokratis, mendapat dukungan luas dari bekas kekuatan kolonial Prancis dan sekutu Barat lainnya. Namun, para tentara pemberontak justru mendukung para demonstran antipemerintah. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved