Rumah Sakit di Sao Paulo Kewalahan Tangani Pasien Covid-19

WALI Kota Sao Paulo Bruno Covas mengatakan sistem kesehatan di kota terbesar di Brasil itu bisa runtuh akibat lonjakan kebutuhan atau permintaan tempat tidur darurat untuk menangani kasus-kasus covid-19.

Covas mengatakan kapasitas rumah sakit umum di kota itu telah terisi mencapai 90% dan bisa kehabisan ruang dalam waktu sekitar dua minggu.

Sao Paulo adalah salah satu daerah yang paling terpukul covid-19 di Brasil, dengan hampir 3.000 kematian sejauh ini.

Pada Sabtu (16/5), Brasil menyalip Spanyol dan Italia untuk menjadi negara dengan jumlah infeksi terbesar keempat di dunia.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Spanyol dan Italia

Kementerian Kesehatan melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan total di atas 241.000. Hanya Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Inggris yang memiliki angka lebih tinggi.

Jumlah korban tewas di Brasil dalam 24 jam terakhir adalah 485, yang berarti jumlah total kematian adalah 16.118--angka tertinggi kelima di dunia.

Para ahli kesehatan di Brasil telah memperingatkan jumlah sebenarnya infeksi yang dikonfirmasi di negara itu mungkin jauh lebih tinggi daripada catatan resmi, karena kurangnya pengujian.

Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, telah dikritik keras di dalam dan luar negeri atas penanganannya terhadap krisis covid-19 yang meningkat di negara itu.

Bolsonaro menentang anjuran kesehatan global tentang social distancing pada Minggu ketika dia melakukan foto-foto dengan para pendukung dan anak-anak di ibu kota, Brasília.

Presiden sayap kanan ini populer di Sao Paulo, dan dia berargumen berulang kali menjaga jarak hanya akan menghancurkan ekonomi.

Bolsonaro terus menentang tindakan penguncian. Dia meremehkan covid-19 sebagai ‘flu kecil’ dan mengatakan penyebaran virus korona tidak bisa dihindari. (BBC/OL-1)