Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KASUS covid-19 di Singapura melampaui angka 15.000, dengan 690 kasus infeksi baru yang dilaporkan pada Rabu (29/4) siang waktu setempat.
Mayoritas kasus baru adalah pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing. Data itu dirilis Kementerian Kesehatan (MOH) dalam pembaruan harian.
Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 di Singapura Bertambah Jadi 14
Diketahui, sebanyak 6 kasus baru adalah warga Singapura atau penduduk tetap. Penambahan kasus baru berdampak pada peningkatan kasus positif covid-19 secara nasional menjadi 15.641.
"Kami masih bekerja melalui perincian kasus. Pembaruan lebih lanjut akan dibagikan melalui siaran pers Kementerian Kesehatan, yang akan dikeluarkan malam ini," bunyi pernyataan kementerian.
Dalam briefing media pada Selasa (28/4) waktu setempat, Direktur Pelayanan Medis MOH, Kenneth Mak, menuturkan pekerja migran yang tinggal di asrama sempat menunjukkan gejala covid-19 selama masa karantina, sebelum menjalani tes.
Baca juga: Singapura Jadi 'Kota Mati' karena Pandemi Covid-19
Dia menambahkan jumlah kasus covid-19 kemungkinan lebih tinggi dari laporan resmi. Dalam hal ini, mencakup infeksi yang dikonfirmasi dan diverifikasi. Namun, kasus yang dicurigai pada akhirnya akan dilakukan tes, guna memastikan status infeksi atau malah sudah pulih.
Otoritas berwenang juga mengumumkan kapasitas perawatan kesehatan untuk penanganan covid-19 akan ditambah secara signifikan dalam dua bulan ke depan. Jumlah ruang perawatan bagi pasien yang memiliki gejala ringan akan ditingkatkan dua kali lipat pada akhir Juni.(CNA/OL-11)
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved