Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Sebuah kelompok internasional beranggotakan 165 orang, termasuk 92 orang mantan Presiden dan Perdana Menteri, bersama dengan para pemimpin dan pakar ekonomi dan kesehatan di negara maju dan berkembang telah sepakat untuk mendesak pembentukan gugus tugas eksekutif G20 dan penyelenggaraan konferensi khusus untuk mengesahkan dan mengoordinasikan jutaan miliar Dollar AS untuk melawan penyebaran virus corona.
Dalam siaran persnya, mereka mendesak adanya kolaborasi dan komitmen global untuk memberikan dana jauh melebihi dari kapasitas berbagai lembaga internasional kita sekarang.
Surat tersebut menyatakan, “Situasi darurat ekonomi tidak akan selesai sampai permasalahan kesehatan ditangani. Permasalahan kesehatan tidak dapat selesai hanya dengan memberantas wabah di satu negara saja, tetapi juga harus memastikan bahwa seluruh negara juga pulih dari Covid-19."
Surat tersebut memohon adanya kesepakatan untuk hal-hal sebagai berikut:
Pertama, tersedia dana US$8 miliar untuk mempercepat upaya pengadaan vaksin, obat dan penyembuhan.
Kedua, alokasi US$35 miliar untuk mendukung sistem kesehatan, mulai dari ventilator hingga peralatan tes, serta alat pelindung diri bagi petugas kesehatan.
Ketiga, sebanyak US$150 miliar disediakan bagi negara berkembang untuk menghadapi krisis kesehatan dan perekonomian serta mencegah gelombang kedua dari penyebaran virus corona agar tidak kembali ke negara-negara yang terkena dampak gelombang pertama.
Hal ini berarti menghapus pembayaran bunga utang dari negara-negara
Surat tersebut juga mendesak adanya koordinasi terkait stimulus fiskal untuk mencegah resesi berkembang menjadi depresi ekonomi.
Sambil menyambut pengumuman resmi dari G20 terkait krisis COVID-19, kelompok berisi 165 orang tersebut juga mendesak G20 untuk mempercepat pembentukan rencana tindakan.
Kelompok tersebut menyatakan, “Semua sistem kesehatan dunia, bahkan yang paling maju dan memiliki anggaran yang baik pun, sedang goyah di bawah tekanan virus corona. Jika kita tidak melakukan apa-apa sementara wabah ini terus menyebar di kota-kota miskin di Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang memiliki peralatan tes yang minim, tidak memiliki ventilator dan pasokan kesehatan yang memadai bahkan social distancing dan mencuci tangan pun sulit, maka COVID-19 akan terus ada - bahkan kembali muncul menyerang belahan dunia lainnya sehingga akan memperpanjang masa krisis ini.”
"Tanpa dukungan yang cepat, maka sebanyak 1,2 juta kasus kematian COVID-19 dapat terjadi di Afrika dan beberapa negara miskin di Asia di tengah penyebaran gelombang kedua dari virus corona yang mulai terjadi di beberapa belahan dunia," tulis mereka dalam surat terbuka kepada pemimpin negara G20.
" Proses pengadaan vaksin, obat, peralatan tes, ventilator dan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan memerlukan koordinasi dan desakan global agar terjadi peningkatan kapasitas," tambahnya.
PBB, G20 dan mitra lainnya harus bekerja bersama untuk mengoordinasikan aksi lebih lanjut. (E-1)
Sandi mengungkapkan kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dengan materi yang beragam.
Ada beberapa langkah antisipatif yang mulai diterapkan Puskesmas Warungkondang untuk mencegah penyebaran covid-19.
Munculnya kembali covid-19 tentu perlu diantisipasi. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memitigasi penyebaran covid-19, terutama pada sektor pariwisata.
Saat ini, kelima pasien tersebut hanya bergejala ringan. Mereka sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Bupati memastikan terpaparnya warga tersebut saat yang bersangkutan berada di luar daerah.
Galeri menjadi catatan sekaligus spirit agar warga Jabar tak gentar, namun tetap waspada menghindari penularan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved