Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Gara-gara Virus, Tisu Toilet Ikut Diincar Perampok

AFP/Hym/X-11
18/2/2020 00:20
Gara-gara Virus, Tisu Toilet Ikut Diincar Perampok
Seorang konsumen mengenakan masker berada di sebelah rak supermarket biasanya diisi dengan tisu toilet gulung di Hong Kong, Kamis (6/2).(Philip FONG / AFP)

SEKELOMPOK pria bersenjata pisau nekat merampok sopir truk pengantar tisu toilet di Hong Kong baru-baru ini. Itu gara-gara langkanya tisu toilet di wilayah tersebut karena habis diborong warga yang panik oleh penyebaran virus korona.

Menurut humas kepolisian Hong Kong, seorang sopir jadi korban perampokan di luar sebuah toko di Mong Kok (wila­yah Hong Kong yang terkenal dengan geng kriminalnya).

“Ia ditodong oleh tiga orang bersenjata pisau. Para pelaku kemudian membawa kabur tisu toilet seharga lebih dari HK$1.000 (sekitar Rp1,7 juta),” kata humas Kepolisian Hong Kong, kemarin.

Sumber di kepolisian mengatakan barang curian itu kemudian ditemukan dan dua tersangka ditangkap. Belum jelas apakah mereka terlibat langsung dalam perampokan tersebut.

Aksi perampokan unik itu ditanggapi beragam oleh warga Hong Kong. Seorang perempu­an yang diwawancarai TV lokal mengatakan, “Mungkin masih masuk di akal kalau mencuri masker wajah, tapi kenapa kok tisu toilet ikut diincar?”

Akan tetapi, memang tisu toilet kini tengah jadi barang laris di Hong Kong. Padahal, pemerintah setempat telah berusaha meyakinkan warga bahwa mereka tidak usah panik.

Kenyataannya, toko-toko kewalahan melayani pembeli. Warga harus antre panjang untuk mendapatkan tisu tersebut. Barang lainnya yang cepat laku ialah beras, mi, cairan pembersih tangan, dan sejenisnya.

Teringat SARS

Histeria yang meliputi Hong Kong sebagian diakibatkan kenangan pahit warga terhadap penyebaran virus mematikan. Pada 2003, sekitar 299 orang meninggal akibat wabah severe acute respiratory syndro­me (SARS).

Saat itu, penyebaran SARS sempat ditutup-tutupi pemerintah Tiongkok. Akibatnya, warga sulit memercayai pemerintah soal masalah kesehatan sampai sekarang.

Munculnya virus korona kali ini juga bertepatan dengan merosotnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemimpin Hong Kong, yang pro-Beijing, karena menolak menuruti permintaan para pedemo prodemokrasi. (AFP/Hym/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik