Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Cabut Moratorium Nuklir dan Rudal, Korut akan Rilis Senjata Baru

Melalusa Susthira K
01/1/2020 15:15
Cabut Moratorium Nuklir dan Rudal, Korut akan Rilis Senjata Baru
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyambut kesuksesan uji coba rudal(AFP/KCNA)

PEMIMPIN Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mencabut moratoriumnya atas uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM). Kim mengatakan larangan uji coba nuklir dan rudal yang sebelumnya disepakati dengan Amerika Serikat (AS) tak lagi diperlukan. 

Ia juga mengatakan Korut berencana memperkenalkan senjata strategis baru dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan selama empat hari dengan para pejabat Partai Buruh Korut di Pyongyang, sebagaimana dilansir media pemerintah Korut, KCNA, hari ini, Rabu (1/1). 

"Tidak ada alasan bagi kami untuk terikat secara sepihak dengan komitmen lebih lama," terang KCNA mengutip pernyataan Kim kepada para pejabat partai yang berkuasa di Korut tersebut.

"Dunia akan menyaksikan senjata strategis baru yang akan dimiliki oleh DPRK (Democratic People's Republic of (North) Korea) dalam waktu dekat," tambahnya.

Kim mengatakan Korut akan terus mengembangkan senjata strategis dan prasyarat yang diperlukan bagi keamanan negaranya hingga AS memutar balik kebijakan tak ramahnya dan membangun mekanisme pemeliharaan perdamaian yang lebih tahan lama dengan Korut.

Baca juga: Obok-Obok HAM Korut, Pyongyang: AS akan Bayar Mahal

Namun, pengamat mengatakan tekanan Pyongyang terhadap Washington tersebut tampaknya tidak efektif dan mungkin akan menjadi bumerang.

Pengamat dari Center of the National Interest, Harry Kazianis, mengatakan pemerintah AS justru akan menanggapi tekanan Korut tersebut dengan menerapkan lebih banyak sanksi.

"Korea Utara, pada dasarnya, mendesak tekanan rudal balistik antarbenua (ICBM) terhadap Donald Trump untuk mendapatkan dua konsesi yang paling diinginkannya, pembebasan sanksi dan semacam jaminan keamanan," ujar Kazianis.

Adapun Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo, berharap pemimpin Korut mengambil jalur berbeda dari yang baru diumumkan. Sebaliknya, memilih perdamaian dan kemakmuran daripada konflik dan perang dengan AS.

"Kami berharap pemimpin Kim akan membuat keputusan yang tepat, dia akan memilih perdamaian dan kemakmuran daripada konflik dan perang,” ujar Pompeo kepada Fox News dalam sebuah wawancara. 

Pernyataan Kim dalam rapat Pleno ke-5 Komite Pusat Partai Buruh Korut tersebut disampaikan setelah AS melewati batas waktu akhir tahun untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi AS-Korut yang mandek, bersamaan dengan para pejabat AS yang mewaspadai ancaman Korut atau disebutnya "kado Natal”. 

Pernyatan tersebut juga dilontarkan sebelum Kim dijadwalkan menyampaikan pidato tahunan kenegaraan, guna mengumumkan perubahan besar kebijakan Korut.

Selama berbulan-bulan, Pyongyang menuntut pelonggaran sanksi internasional yang dikenakan atas program-program misil nuklir dan balistiknya. 

Korut telah menembakkan rudal yang mampu menjangkau seluruh daratan AS dalam sekejap, dan telah melakukan enam kali uji coba nuklir. Adapun dialog antara AS dan Korut menemui kebuntuan sejak runtuhnya pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam, Februari lalu. (AFP/CNN/Guardian/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik