Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MILISI Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap konvoi militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan pada Senin (23/12), yang menewaskan seorang tentara AS dan melukai beberapa lainnya.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Pasukan AS-Afghanistan, yang membenarkan bahwa satu anggota pasukannya tewas dalam pertempuran akibat serangan Taliban. Namun pihaknya tidak merilis informasi lebih lanjut terkait hal tersebut.
Mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap tentara AS tersebut, Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa gerilyawannya melancarkan serangan tersebut sepanjang Minggu (22/12) malam. Ia mengatakan beberapa pasukan AS lainnya terluka, pun begitu halnya dengan sejumlah pasukan Afghanistan.
"Meledakkan kendaraan (tentara) AS di distrik Char Dara di Kunduz,” terang Mujahid dalam pesan singkatnya kepada AFP.
Provinsi Kunduz yang terletak di utara Afghanistan telah menjadi tempat serangan gerilyawan Taliban berulang kali dalam upayanya untuk merebut kota yang berbatasan Tajikiztan itu.
Insiden tersebut menambah deret panjang jumlah tentara AS yang tewas di negara yang beribukota Kabul tersebut, setidaknya 20 tentara AS tewas dalam serangan di Afghanistan tahun ini
Jumlah tersebut menjadikan 2019 sebagai tahun yang paling mematikan bagi pasukan AS sejak operasi tempur resmi selesai pada akhir 2014 lalu. Selain itu, jumlah tersebut mengindikasikan pula situasi keamanan yang sangat buruk dan terus berlanjut di sebagian besar Afghanistan.
Sekitar 2.400 tentara AS telah tewas di Afghanistan dalam kurun waktu 18 tahun sejak mereka dikerahkan pada Oktober 2001 lalu. Sekitar 13.000 tentara AS tetap berada di Afghanistan, dan Taliban menjadi ancaman berkelanjutan bagi pemerintah Afghanistan yang didukung Barat.
Adapun Presiden Donald Trump mengatakan ia bersepakat menarik ribuan pasukannya di Afghanistan, di bawah rancangan perjanjian perdamaian yang disepakati dengan Taliban. Namun kesepakatan tersebut tiba-tiba dibatalkan trump di menit terakhir setelah ledakan mematikan Taliban di ibu kota Kabul, yang menewaskan seorang tentara AS dan 11 orang lainnya pada awal September. (OL-8)
Versi awal perjanjian AS-Taliban itu akan melihat pemerintah AS menarik ribuan tentara keluar dari Afghanistan dengan imbalan jaminan Taliban bahwa mereka akan menangani Al-Qaeda dan kelompok Islamic State (IS). Adapun negosiasi telah dimulai kembali di Doha, namun awal bulan ini kembali terjeda setelah adanya pemboman kembali di dekat pangkalan udara Bagram, di utara Kabul, Rabu (11/12) lalu. (afp/uca)
Taliban menguasai sebagian besar provinsi utara Afghanistan yang berdekatan dengan Asia Tengah bekas Soviet
TALIBAN kemarin membebaskan dua sandera Barat dari tahanan di wilayah selatan Afghanistan.
Dalam lawatan ke Afghanistan itu, Trump mengatakan AS telah membuka kembali perundingan dengan kelompok Taliban.
AS, Kamis (13/2), mengaku telah mencapai kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari di Afghanistan yang akan membuka jalan untuk mencapai kesepakatan damai dengan kelompok Taliban.
Trump mengatakan dia mengirim Menlu Mike Pompeo untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara AS dan kelompok Taliban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved