Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KONGRES Amerika Serikat (AS), Kamis (12/12), secara resmi mengakui pembunuhan massal sekitar 1,5 juta warga Armenia pada 1915-1917 sebagai genosida. Pengesahan Senat atas resolusi yang berulang kali macet tersebut membuat Turki berang yang menyangkal adanya genosida.
Dalam meloloskan resolusi tersebut, AS bergabung dengan 30 negara lain yang mengakui genosida dilakukan Armenia di bawah Kekaisaran Ottoman yang berpusat di Istanbul.
"Sangat tepat dan patuut Senat berdiri di sisi kanan sejarah," ujar anggota senat AS Robert Menendez yang mendorong resolusi diloloskan, Kamis (12/12).
"Saya bersyukur resolusi ini telah diloloskan ketika masih ada orang-orang yang selamat dari genosida, yang akan dapat melihat Senat mengakui apa yang mereka alami," sambungnya, sembari menahan air mata.
Baca juga: Pasal Pemakzulan Trump Diperdebatkan
Resolusi tersebut mendeklarasikan bahwa adalah kebijakan AS untuk mengenang Genosida Armenia melalui pengakuan dan peringatan resmi.
“(Kebijakan) untuk menolak upaya memberi dukungan, terlibat, atau dengan cara lain mengaitkan pemerintah AS dengan penyangkalan Genosida Armenia ataupun genosida lainnya," terang resolusi tersebut.
Menyambut baik resolusi genosida Armenia yang diloloskan tersebut, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyebut langkah Senat AS sebagai kemenangan bagi keadilan dan kebenaran.
"Ini merupakan penghormatan kepada 1,5 juta korban genosida pertama abad ke-20 dan langkah berani dalam mempromosikan agenda pencegahan," tulis Pashinyan dalam akun Twitter pribadinya, Jumat (13/12).
Sebaliknya, pemerintah Turki mengutuk langkah senat AS dan memperingatkan hal tersebut akan berdampak pada hubungan AS dengan Turki.
Pemerintah Turki telah berulang kali menyangkal adanya genosida dan bersikeras bahwa jutaan warga Armenia yang tewas tersebut merupakan akibat dari Perang Dunia I.
"Perilaku beberapa anggota Kongres AS merusak hubungan Turki-Amerika," cicit Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun, Jumat (13/12).
“Sejarah akan mencatat resolusi ini sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak rasional oleh beberapa anggota Kongres AS melawan Turki. Mereka sebagai pihak yang bertanggung jawab karena menyebabkan kerusakan jangka panjang antara kedua negara," sambungnya.
Resolusi yang diloloskan Senat tersebut, telah diloloskan lebih dulu oleh DPR AS. Sebelumnya, upaya meloloskan resolusi tersebut mendapat hambatan berkali-kali oleh sekutu Presiden AS Donald Trump yang mengusahakan relasi baik dengan Turki maupun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Hubungan Turki dan AS merenggang manakala Erdogan memutuskan membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.
Selain itu, Trump juga berusaha Erdogan meminta Erdogan agar mencegah invasi Turki ke Suriah utara, selepas pihak AS menarik mundur pasukannya.
Adapun pada Rabu (11/12), Komite Urusan Luar Negeri Senat AS menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Turki dan para pemimpinnya atas serangan di Suriah dan pembelian sistem rudal Rusia. RUU tersebut akan berlanjut ke meja Trump untuk segera ditandatangani. (AFP/OL-2)
Peran penting Turki dalam menjaga stabilitas kawasan, khususnya dalam menanggapi agresi Rusia di Ukraina dan upaya mencapai gencatan senjata.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan untuk melanjutkan putaran ketiga pembicaraan damai dengan Ukraina. Kemungkinan pertemuan digelar di Istanbul, Turki.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dicapai melalui upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Senator Parlemen Turki, Av Serkan Bayram bersama delegasi berkunjung ke Kalimantan Tengah, Sabtu (14/6).
ISRAEL adalah ancaman terbesar bagi stabilitas dan keamanan kawasan. Ini ditegaskan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam panggilan telepon dengan Mohammed bin Salman.
DUTA Besar Turki untuk Indonesia Talip Kucukcan dan Anggota Parlemen Majelis Agung Turki Serkan Bayram menyambangi NasDem Tower, DPP Partai NasDem, Jakarta, pada Jumat, (13/6).
Inter selalu ingin lebih baik dari musim ke musim dan meski juara musim lalu tetap lapar gelar serta berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkannya.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengonfirmasi Armenia akan keluar dari aliansi militer yang dipimpin Rusia, CSTO.
Rusia, setelah empat tahun penugasan di Nagorno-Karabakh, telah secara diam-diam menarik pasukannya dari wilayah tersebut.
Para sejarawan berharap pemulihan situs warisan dunia UNESCO ini dapat meringankan hubungan yang dirusak oleh sejarah masa lalu yang kelam antara kedua negara.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Putin sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved