Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
IRAN telah mulai memperkaya uranium di situs bawah tanah Fordow dalam pelanggaran terbaru dari perjanjian mereka dengan kekuatan utama. Hal itu dikonfirmasi pengawas nuklir PBB, Senin (11/11). Stok uranium yang diperkaya Teheran disebut terus bertumbuh.
Iran melanggar batas-batas kesepakatan tentang kegiatan nuklirnya satu demi satu dalam menanggapi keputusan Amerika Serikat (AS) yang menarik diri dari perjanjian nuklir tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan perdagangan minyak Iran.
Teheran menegaskan akan segera membatalkan pelanggaran itu jika sanksi dihapus.
Dalam kemungkinan pelanggarannya yang paling simbolis, Iran, pekan lalu, mengakui telah mulai memperbaiki uranium di Fordow, sebuah situs yang dibangun di dalam gunung yang tampaknya untuk melindungi diri dari setiap aksi pemboman udara. Lokasi itu disembunyikan Teheran dari para inspektur PBB hingga 2009.
Baca juga: Korut Tuding AS Hambat Perdamaian Semenanjung
Kesepakatan 2015 melarang pengayaan dan bahan nuklir di sana tetapi memungkinkan beberapa sentrifugal untuk tujuan penelitian.
Dalam laporan triwulanannya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang mengawasi kesepakatan itu mengatakan, "Sejak 9 November, Iran telah melakukan pengayaan uranium di situs itu."
Washington mengatakan kampanye ‘tekanan maksimum’ akan memaksa Iran menegosiasikan kesepakatan yang lebih luas, mencakup program rudal balistik dan perannya dalam konflik Timur Tengah.
Iran menanggapi langkah Washington dengan mengatakan tidak akan bernegosiasi sampai sanksi dicabut. (Al Jazeera/OL-2)
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Pemred media Iran Kayhan menuduh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dan menyerukan eksekusi terhadapnya.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
PAKAR Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono, berpendapat sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia perlu mengambil sikap yang jelas dan tegas atas perang Iran-Israel.
Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata bilateral dengan Iran pada Selasa (24/6).
Berlin tengah memantau perkembangan di Selat Hormuz secara seksama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved